Pasar saham Amerika Serikat (AS) anjlok tajam pada penutupan perdagangan akhir pekan.
Sektor teknologi tertekan oleh kekhawatiran inflasi dan kenaikan tarif impor, mendorong investor melakukan aksi jual terhadap saham ini.
Indeks S&P 500 turun 1,97 persen ke level 5.580 poin. Nasdaq merosot 2,70 persen ke 17.322 poin. Sedangkan Dow Jones Industrial Average anjlok 1,69 persen ke 41.583 poin.
Sepuluh dari 11 sektor di S&P 500 mengalami penurunan, dengan layanan komunikasi terpuruk 3,81%, diikuti oleh konsumen diskresioner yang turun 3,27 persen.
Dikutip dari
Reuters, saham Apple turun 2,7 persen, Microsoft kehilangan 3 persen, dan Amazon jatuh 4,3 persen.
Saham CoreWeare , perusahaan infrastruktur AI berbasis Nvidia, dibuka hampir 3 persen di bawah harga penawaran pada debutnya di Nasdaq.
Debut buruk ini bisa memupus harapan pemulihan pasar IPO, terutama di tengah gejolak tarif.
Indeks perbankan yang sensitif terhadap suku bunga juga merosot 2,3 persen, sementara indikator volatilitas (VIX) melonjak hampir 3 poin ke level tertinggi dalam seminggu.
Di tengah kondisi ini, pasar keuangan melihat kemungkinan sebesar 76 persen bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 0,25 persen pada Juni, menurut CME FedWatch.
CEO AXS Investments, Greg Bassuk, mengatakan bahwa dampak kenaikan tarif terhadap inflasi mungkin belum terlihat sepenuhnya. Ia menyebut situasi saat ini bisa menjadi "masa tenang sebelum badai," di mana inflasi berpotensi meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
Laporan terbaru menunjukkan belanja konsumen di AS pada Februari tumbuh lebih lambat dari perkiraan. Sementara itu, harga barang dan jasa inti justru mengalami kenaikan tertinggi dalam 13 bulan terakhir.
Situasi ini semakin memperburuk kekhawatiran pasar, terutama karena pemerintahan Donald Trump juga menaikkan tarif impor, yang dapat semakin menekan inflasi.