Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Laba Bersih Moncer hingga 1.074 Persen, PAM Mineral Raup Rp318 Miliar di 2024

SABTU, 29 MARET 2025 | 07:06 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

PT Pam Mineral Tbk (NICL) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024 dengan membukukan laba tahun berjalan yang meningkat tajam. 

Laporan keuangan menyebutkan, laba naik sebesar 1.074,71 persen year on year (yoy) menjadi Rp318,75 miliar pada 2024, dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp27,13 miliar. 

Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Sabtu 29 Maret 2025 disebutkan, laba bersih itu tertopang oleh penjualan yang meningkat 26,37 persen (yoy) menjadi Rp1,44 triliun pada 2024, dibandingkan Rp1,14 triliun pada 2023.


“Perseroan berhasil menggenjot produksi dan meningkatkan volume penjualan sesuai dengan kapasitas RKAB. Selain itu, juga berhasil melakukan efisiensi biaya produksi,” ujar Direktur Utama NICL, Ruddy Tjanaka dalam keterangannya. 

Volume penjualan nikel meningkat menjadi sebesar 2.300.914,78 mt pada 2024 di tengah penurunan permintaan nikel di Indonesia, dari sebelumnya sebesar 1.848.007,82 mt pada 2023.

Laba kotor naik 278,50 persen (yoy) dari Rp.136,66 miliar pada 2023, menjadi Rp.517,26 miliar pada 2024.

"Kendati kondisi industri nasional yang kurang menguntungkan, di mana harga acuan nikel domestik sejak semester kedua 2024 mengalami penurunan sebesar 9,19 persen, kami tetap optimis dan mampu mengatasi tantangan itu," ujar Ruddy.

Pada 2024, emiten pertambangan ini mendapatkan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) periode 2024-2026 dengan total volume penjualan yang disetujui sebesar 7.000.000 WMT.

Perseroan memiliki dua Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir, Sulawesi Tengah seluas 198 ha melalui, dan seluas 576 ha di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara melalui entitas perseroan yaitu PT Indrabakti Mustika (IBM).

"Pada 2024, kami terus melaksanakan eksplorasi berkelanjutan serta menjaga prinsip konservasi cadangan mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel yaitu memanfaatkan sumberdaya mineral dan melakukan diversifikasi produk," ujar Ruddy.

Diversifikasi produk dilakukan dengan pembagian berdasarkan persentase kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi (Low Grade, Middle Grade, and High Grade).

Perseroan melakukan pemanfaatan bijih kadar rendah (low grade) dengan melakukan optimalisasi cut off grade sehingga bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap waste dapat diolah dan dipasarkan. 

Saat ini, sumber daya daerah IUP perseroan tercatat sebesar 12,77 juta ton dengan kadar Ni sebesar 1,20 persen, sedangkan sumber daya daerah IUP entitas yaitu IBM sebesar 74,497 juta ton dengan kadar Ni sebesar 1,10 persen.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya