Berita

Menkeu Sri Mulyani (Foto: Kemensetneg.go.id)

Bisnis

Sri Mulyani Hadapi Tantangan Berat, IHSG Tumbang 3,84 Persen

SELASA, 18 MARET 2025 | 19:34 WIB | OLEH: ADE MULYANA

MENTERI Keuangan Sri Mulyani nampaknya benar-benar sedang menghadapi tantangan serius pada beberapa waktu terakhir. Di tengah rangkaian tekanan kinerja perekonomian global yang sedang mendera, kabar muram kembali datang dari sesi perdagangan saham di Jakarta. Laporan menyebutkan, sesi perdagangan saham yang sempat dihentikan karena telah mengalami penurunan brutal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 5 persen sekitar 40 menit menjelang penutupan sesi pagi.

Situasi kesuraman IHSG semakin serius karena terjadi di tengah kinerja positif bursa saham global dan Asia pagi ini. Laporan yang beredar menyebutkan, pelaku pasar di Asia yang mencoba melanjutkan sentimen positif dari optimisme di bursa Wall Street dalam menutup sesi awal pekan. Kinerja Indeks di seluruh Asia bahkan kompak menjejak zona hijau.

Optimisme di bursa Wall Street sebelumnya dipicu oleh rilis data penjualan ritel untuk Februari lalu yang diklaim tumbuh 0,2 persen. Kisaran pertumbuhan tersebut memang masih di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 0,6 persen, namun cukup untuk sekedar menepis kekhawatiran terjadinya resesi pada perekonomian AS.


Indeks Wall Street akhirnya menemukan pijakan untuk melakukan gerak balik kenaikan yang signifikan, dan pelaku pasar di Asia mencoba mengikuti optimisme tersebut. Kurang beruntungnya, rangkaian sentimen regional yang tersedia jauh dari memadai untuk menyokong optimisme lebih jauh. Gerak Indeks di Asia akhirnya cenderung kesulitan mencetak gerak naik tajam, meski mampu dengan solid bertahan di zona positif.

Hingga sesi perdagangan hari kedua pekan ini, Selasa 18 Maret 2025 ditutup, indeks Nikkei (Jepang) meloncat tajam 1,2 persen di 37.845,42, sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) berakhir flat atau naik sangat tipis 0,06 persen di 2.612,34 dan indeks ASX 200 (Australia) flat atau naik sangat tipis 0,08 persen di 7.860,4. Tinjauan RMOL menunjukkan, tiadanya sentimen regional yang dominan dalam sesi perdagangan kali ini.

Namun kesuraman justru kembali berlanjut di bursa saham Indonesia. Setelah tiga hari sebelumnya secara beruntun IHSG terpangkas tajam, kemerosotan dalam taraf yang sangat curam dan mengejutkan terjadi di sesi hari ini. Pantauan bahkan menunjukkan, otoritas bursa saham yang menghentikan perdagangan atau trading halt akibat penurunan IHSG yang telah menembus kisaran 5 persen setelah menjejak posisi 6.149,11. Pantauan RMOL menunjukkan, IHSG yang kemudian sempat mencetak titik terlemahnya di kisaran 6.011,84 dan menutup sesi pagi dengan keruntuhan lebih dari 6 persen.

Pada sesi perdagangan sore, kinerja IHSG terlihat mampu mengikis penurunan secara signifikan dan konsisten. IHSG kemudian memungkasi sesi dengan tertebas 3,84 persen di 6.223,38.

Akibat dari gerak runtuh curam kali ini, tren pelemahan IHSG menjadi semakin solid dan membuka lebar peluang untuk mengalami penurunan lebih lanjut pada beberapa waktu ke depan. Tinjauan RMOL memperlihatkan, posisi terendah IHSG kali ini yang telah mencerminkan penurunan sangat tajam hingga 24 persen dibanding titik tertinggi IHSG yang berada di kisaran 7.910 pada sesi 20 September 2024 lalu. Pola suram IHSG bisa dilihat pada chart terkini sebagai berikut:


IHSG chart, sumber: Finance.yahoo.com

Pola teknikal yang terbentuk pada IHSG, sebagaimana terlihat di atas, menunjukkan sangat solid nya tren pelemahan yang sedang terjadi. Indikator MACD, moving average convergence divergence (tidak terlihat pada chart), mengindikasikan masih kukuhnya tekanan jual.

Pantauan lebih jauh dari jalannya sesi perdagangan menunjukkan, hampir seluruh saham unggulan yang kompak berjatuhan di zona merah. Saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan cenderung terpangkas dalam rentang sangat tajam, seperti: BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, ADRO, UNTR, INDF, PGAS, JPFA, SMGR, PTBA, ICBP, ITMG dan UNVR.

Pantauan juga menunjukkan, tiadanya sentimen domestik yang berkembang dalam sesi perdagangan kali ini. Namun sentimen beberapa hari sebelumnya menyebutkan isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani yang kemudian dibantah oleh Wakil ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Terlepas benar atau tidaknya isu tersebut, kinerja IHSG yang sedang sangat suram dalam beberapa pekan terakhir, benar-benar mencerminkan  tantangan berat dan sangat serius bagi Menteri Sri Mulyani.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya