Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Ketua Banggar Minta Otoritas Bursa Tidak Perlu Over Reaction

SELASA, 18 MARET 2025 | 14:46 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Perdagangan di bursa saham sempat tersuspend 30 menit lantaran mayoritas saham mengalami penurunan hingga 5 persen.

Ketua Badan Anggaran meminta agar otoritas bursa tidak perlu overreaction terhadap anjloknya bursa saham hari ini. 

Jika kita hitung secara year to date hingga ke posisi Rp6.076,08 atau turun 15,2 persen, dan di antara negara peers, bursa saham kita yang cenderung menurun cukup signifikan, bahkan bursa Indonesia yang pada hari ini yang berada di zona merah


“Situasi ini makin menggenapi sinyal pasar keuangan harus kita waspadai. Kita tidak berharap situasi ini tidak makin berlarut larut,” kata Said Abdullah kepada wartawan, Selasa, 18 Maret 2025.

Pihaknya berharap institusi terkait dapat memberikan respon baik terhadap anjloknya bursa saham hari ini. 

“Sebagai Ketua Badan Anggaran DPR, saya berharap seluruh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memberikan respon untuk menenangkan pasar,” katanya. 

Nilai tukar rupiah kita terhadap dolar Amerika Serikat sampai dengan Sesi 1 sampai pukul 12.00 WIB, 18 Maret 2025. Kurs Rupiah terhadap dolar mengalami pelemahan yang berada di posisi Rp16.465. Secara year to date turun 1,1 persen artinya masih pada batas wajar. 

Di luar pasar saham dan pasar keuangan, sektor perdagangan kita menunjukkan indikator yang positif. Data BPS pada Februari 2025 memperlihatkan nilai ekspor Indonesia mencapai 21,98 miliar Dolar AS atau naik 2,58 persen dibanding ekspor Januari 2025. Dibanding Februari 2024 nilai ekspor naik sebesar 14,05 persen. 

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari?"Februari 2025 mencapai 43,41 miliar Dolar AS atau naik 9,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai 41,21 miliar Dolar AS juga naik 10,92 persen.

Demikian halnya dengan neraca perdagangan per Februari 2025 surplus sebesar 3,12 miliar Dolar AS atau senilai Rp51,07 triliun, melanjutkan surplus pada Januari 2025 sebesar 3,49 miliar Dolar AS.

Sementara Indeks PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global meningkat menjadi 53,6 pada Februari 2025, naik dari 51,9 pada Januari 2025. 

“Situasi ini memerlukan kebersamaan kita semua. Dari sisi KSSK, perlu menyampaikan bauran kebijakan sektor moneter dan fiskal yang memperkuat pasar keuangan kita,” tutupnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya