Harga emas dunia cetak rekor baru dengan menembus level psikologis 3.000 Dolar AS per troy ons untuk pertama kalinya pada Jumat 15 Maret 2025 waktu setempat.
Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang yang dipicu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Emas spot (XAU/USD) sempat menyentuh harga tertinggi di 3.004,86 Dolar AS sebelum terkoreksi tipis 0,1 persen dan ditutup di 2.986,26 Dolar AS per troy ons akibat aksi ambil untung. Sementara itu, emas berjangka AS tercatat naik 0,3 persen dan ditutup di 3.001,10 Dolar AS
Dalam sepekan terakhir, harga emas spot tercatat telah meningkat 2,59 persen, melanjutkan tren kenaikan dari pekan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,80 persen.
Ketidakpastian terkait kebijakan tarif menjadi salah satu faktor utama yang mendorong reli harga emas. Analis Pepperstone, Quasar Elizundia, menyebut bahwa setiap perkembangan dalam konflik perdagangan global akan sangat menentukan pergerakan harga logam mulia ini.
"Jika ketegangan meningkat, daya tarik emas sebagai aset lindung nilai akan semakin kuat. Sebaliknya, jika tercapai kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina, pasar bisa sedikit mereda," ujarnya, dikutip dari Dow Jones Newswires pada Sabtu 15 Maret 2025.
Permintaan Tinggi dari Bank Sentral
Selain faktor geopolitik dan perang dagang, permintaan emas dari bank sentral turut menopang kenaikan harga. China, sebagai pembeli utama, terus menambah cadangan emasnya selama empat bulan berturut-turut hingga Februari.
"Bank sentral mencatatkan pembelian emas dalam jumlah rekor untuk mendiversifikasi cadangan mereka dari Dolar AS yang semakin bergejolak," kata CEO GoldCore, David Russell.
Sepanjang 2025, harga emas telah naik hampir 14 persen, didorong oleh ketidakpastian global, kekhawatiran terhadap dampak perang tarif, serta aksi jual di pasar saham.
Goldman Sachs dalam laporannya memperkirakan harga emas akan mencapai 3.100-3.300 Dolar AS di akhir 2025.
Sementara itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) AS yang diperkirakan dimulai pada Juni juga menjadi faktor yang berpotensi mendukung harga emas tetap kuat di masa mendatang.