Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Pasar Minyak Bergairah, Harga Naik Signifikan

KAMIS, 13 MARET 2025 | 10:27 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pasar minyak kembali menguat pada perdagangan Rabu, 12 Maret 2025, meskipun ada kekhawatiran investor terkait perlambatan ekonomi AS dan dampak tarif terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 1,39 Dolar AS atau 2 persen menjadi 70,95 Dolar AS per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,43 Dolar AS atau 2,2 persen menjadi 67,68 Dolar AS per barel.

Kenaikan harga minyak ini dipicu oleh data pemerintah AS yang menunjukkan persediaan minyak mentah negara tersebut meningkat 1,4 juta barel pada minggu terakhir, meskipun lebih rendah dari perkiraan yang memperkirakan kenaikan sebesar 2 juta barel.


Sementara itu, persediaan bensin AS turun 5,7 juta barel, berbeda dengan ekspektasi yang memperkirakan penurunan hanya 1,9 juta barel. Stok sulingan juga turun lebih besar dari yang diperkirakan.

"Minggu ini, persediaan minyak lebih sedikit dari yang diharapkan, dan permintaan bensin serta solar lebih tinggi dari yang diperkirakan. Ini menunjukkan permintaan yang lebih kuat, yang bisa menyebabkan harga minyak naik," kata Josh Young, Chief Investment Officer di Bison Interests.

Melemahnya mata uang Dolar AS, yang mencapai level terendah dalam lima bulan terhadap mata uang utama lainnya sempat mempengaruhi pasar minyak. Indeks dolar AS turun 0,5 persen pada hari Selasa, membuat harga minyak menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Namun, tanda-tanda meredanya inflasi memberi sedikit kelegaan kepada investor, setelah harga konsumen AS meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan pada Februari. 

Meski demikian, tarif agresif Presiden AS Donald Trump terhadap impor diperkirakan akan meningkatkan biaya barang-barang dalam beberapa bulan mendatang. Beberapa tarif sudah diberlakukan, sementara yang lainnya ditunda atau akan mulai berlaku di kemudian hari.

Pasar khawatir bahwa tarif ini dapat meningkatkan harga bagi bisnis, memicu inflasi, dan merusak kepercayaan konsumen, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya