Berita

Kolase Logo Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Noer Fajrieansyah/RMOL

Politik

Komdigi Dituding Takedown Berita Dugaan Noer Fajrieansyah Terlibat Korupsi

SELASA, 11 MARET 2025 | 00:12 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pemberitaan yang mengungkap keterlibatan mantan Direktur Sumberdaya Korporat PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Noer Fajrieansyah dalam kasus korupsi impor gula di sejumlah media diduga di-takedown.  

Koordinator Forum Silaturahmi Pemuda Islam (FSPI), Zulhelmi Tanjung, menduga ada upaya sang istri Noer Fajrieansyah yang merupakan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid dalam penghilangan berita tersebut.  

"Fenomena takedown berita secara masif ini menimbulkan tanda tanya besar, apalagi menyangkut dugaan keterlibatan Noer Fajrieansyah dalam kasus korupsi impor gula di PT PPI,” kata Zulhelmi dalam keterangannya, Senin malam, 10 Maret 2025. 

"Dalam prinsip kebebasan pers yang dijamin oleh Pasal 28F UUD 1945 serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, tindakan ini patut dikritisi. Jangan sampai ada penyalahgunaan wewenang untuk mengendalikan informasi di ruang publik," tambahnya.

Menurut dia, jika ada tekanan terhadap media untuk menghapus berita secara sepihak, hal ini dapat dikategorikan sebagai bentuk pembatasan kebebasan pers yang bertentangan dengan hukum. 

"Pasal 18 ayat (1) UU Pers menyatakan bahwa setiap tindakan yang menghambat atau menghalangi kerja jurnalistik dapat dikenai sanksi pidana. Jika ada unsur intervensi dari pejabat negara, apalagi dalam lingkup keluarga, ini bisa menjadi konflik kepentingan yang mencederai prinsip good governance dan akuntabilitas publik," tegasnya.

Lebih lanjut, Zulhelmi meminta Dewan Pers dan Komisi Informasi untuk turun tangan menyelidiki dugaan ini. 

Ia juga mendesak transparansi dari pemerintah, terutama Menkomdigi, agar menjelaskan apakah ada kebijakan tertentu yang menyebabkan pemberitaan mengenai dugaan keterlibatan Noer Fajrieansyah dalam kasus korupsi impor gula dihapus dari berbagai platform media.

"Jangan sampai ada kesan bahwa kebijakan digital kita digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu," pungkasnya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya