Berita

Penasihat Ahli Balitbang DPP Partai Golkar, Prof Henry Indraguna/Ist

Politik

Henry Indraguna:

Kritik Putra Mahkota Solo Lahir dari Keresahan Rakyat

MINGGU, 09 MARET 2025 | 09:36 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Keprihatinan putra mahkota Keraton Kasunanan Surakarta, KGPAA Hamengkunegoro atas situasi Indonesia melalui unggahan "Nyesel Gabung Republik" mencerminkan adanya kerugian nyata rakyat. 

Demikian dikatakan Penasihat Ahli Balitbang DPP Partai Golkar, Prof Henry Indraguna melalui keterangan tertulisnya, Minggu 9 Maret 2025.

Henry mengatakan, unggahan putra mahkota Keraton Solo itu lahir dari keresahan atas berbagai masalah yang merugikan rakyat. 

"Kami mendengar suara putra mahkota dan memahami alasannya. Kasus korupsi di Pertamina jelas sangat mengecewakan rakyat," kata Henry.

Kondisi ini diperburuk dengan PHK massal 10 ribu pekerja Sritex di Sukoharjo sejak 2024 setelah impor tekstil dibebaskan. Hal itu memicu pengangguran dan kemiskinan baru. Belum lagi korupsi timah Rp271 Triliun yang merampas hak rakyat atas sumber daya alam. 

"Yang paling nyata dirasakan Keraton Kasunanan adalah janji Daerah Istimewa Surakarta yang dijanjikan sejak 1946 tak diwujudkan. Bahkan upaya mewujudkan saja tidak terlihat. Republik meninggalkan keraton dan warga Solo tanpa hak istimewa yang diharapkan," kata Henry.

Henry mengaku bisa memahami kegelisahan putra mahkota dan meminta pemerintah merespons secara bijak. Kritik putra mahkota itu adalah panggilan nyata agar republik kembali berpihak pada rakyat. Karena sejatinya rakyat adalah pemilik republik. 

"Bahwa pemerintah dan raja sekali pun mereka terpilih sebagai pengelola negara dan raja yang secara turun temurun menjadi pengageng budaya dan wilayah, sejatinya tetap harus memberikan pelayanan kepada rakyat sebagai titah dan sumpahnya," kata Henry. 

Henry menambahkan, unggahan itu bukan penolakan terhadap NKRI, melainkan seruan agar janji kemerdekaan tidak hanya jadi slogan.

"Rakyat yang dirugikan harus didengar, tapi persatuan tetap kita junjung. Ini saatnya bertindak nyata," pungkas Henry.


Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya