Berita

Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said/Istimewa

Politik

Pembubaran Petral Tak Tuntas Penyebab Mafia Migas Kembali Mengganas

MINGGU, 02 MARET 2025 | 06:39 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Terungkapnya kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah yang menyeret sejumlah petinggi PT Pertamina Patra Niaga dinilai merupakan buntut dari tidak tuntasnya proses penegakan hukum terhadap para pelaku mafia migas yang sempat dilakukan satu dekade silam.

Salah satunya adalah pembubaran anak perusahaan Pertamina, Petral, yang dinilai tidak tuntas. 

Kasus Petral mencuat pada 2014 silam usai Satgas Anti-Mafia Migas pimpinan mendiang Faisal Basri menemukan kejanggalan. Petral kemudian dibubarkan namun kasusnya tidak kunjung terungkap. 


Pada 2019 sempat ada titik terang setelah penetapan tersangka. Namun, kasusnya kembali tenggelam dan sampai saat ini masih senyap.

Menurut mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, kasus korupsi di Pertamina Patra Niaga salah satunya disebabkan oleh proses pembubaran Petral pada 2015 tidak tuntas. Di mana saat itu laporan kepada KPK tidak sempat ditindaklanjuti. 

"Kedua, yang harus terjadi di Pertamina adalah terjadi satu pembaruan dari segi prosedur, vendor, tata cara pengadaan, sampai pada petugas-petugas yang ada di Pertamina. Itu belum sempat terjadi karena keburu suasana di Pertamina, kalau saya boleh terus terang, yang mula-mula suasana teknokratiknya itu menonjol belakangan menjadi lebih politis," ungkap Sudirman Said dalam podcast "Gaspol", yang dikutip Minggu, 2 Maret 2025.
 
"Penunjukkan orang, restrukturisasi oleh BUMN, itu terlalu banyak sinyal-sinyal yang menunjukkan bahwa pendekatannya tidak lagi teknokratik dan profesional murni tapi sudah ada bau-bau politik," sambungnya.

Nah, lanjut Sudirman, itu adalah lahan subur bagi munculnya praktik-praktik kotor yang dulu pernah mau ia selesaikan semasa menjabat Menteri ESDM.

Dalam pandangan Sudirman, praktik kotor itu muncul lagi karena pembubaran Petral yang tidak tuntas.

"Saya masih punya harapan mudah-mudahan itu tidak benar. Karena kalau itu benar ya memang kita ini sebetulnya tengah menghadapi cobaan berat," tuturnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya