Berita

Anggota Komisi D DPRD Jember, Mufid, saat menemui GTT di SDN Sumberpinang 2/RMOLJatim

Nusantara

ASN di Jember Patungan Bayar Bensin Guru Honorer

SENIN, 17 FEBRUARI 2025 | 02:56 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Pemberlakuan UU No 20 tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), Guru tidak tetap (GTT) alias guru honorer di sekolah sudah tidak lagi diakui sebagai ASN.

Sebab, sesuai amanat UU tersebut, hanya Guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan Guru PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang diakui pemerintah. Dengan tidak adanya kejelasan status tersebut, ribuan guru honorer atau guru non-ASN diminta memilih tetap bekerja tanpa menerima honor atau resign sebagai guru. 

Bahkan kabar beredar, mulai Februari 2025 guru non-ASN tersebut, sudah ada yang dirumahkan.


Untuk memastikan itu, anggota Komisi D DPRD Jember, Mufid, melakukan inspeksi mendadak di sekolah-sekolah, di antaranya SDN Sumberpinang 2, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Dari hasil sidak tersebut, Mufid menemukan fakta, bahwa SDN Sumberpinang 2 tidak merumahkan para guru honorer. Namun para guru ASN patungan untuk memberi uang transport untuk 8 guru honorer.

"Jumlah guru di sekolah kami 11 orang, terdiri 3 ASN dengan 8 GTT," ungkap Kepala SDN Sumberpinang 2, Wahyudi April, dikutip RMOLJatim, Minggu 16 Februari 2025.

Dia menjelaskan sejak diberlakukan UU nomor 20 tahun 2023, pihak Dinas pendidikan sudah menyampaikan beberapa pilihan untuk tenaga honorer. Sebab, di sekolah wilayah Dinas pendidikan, tidak ada honorer lagi, yang ada PNS dan P3K. 

Pilihannya adalah dirumahkan, tetap bekerja tanpa honor, atau bertahan dengan partisipasi wali murid. 

Menyikapi itu, sejumlah kepala SDN di wilayah kecamatan Sumbersari, menyikapinya berbeda-beda. Ada yang patuh, dan langsung merumahkan para tenaga guru honorer, karena sudah tidak bisa membayar honor menggunakan dana BOSP (bantuan operasional satuan pendidikan). Namun ada sekolah yang tidak merumahkan, guru tetap diberi kesempatan mengajar, namun konsekuensinya tidak menerima honor. 

"Namun sekolah kami tetap memikirkan solusi, bagaimana guru honorer, bisa mendapatkan honor, meski hanya berupa transport atau beli bensin saat akan mengajar," jelas Wahyu. 

Pihaknya sudah membicarakan dengan guru juga walimurid untuk kelangsungan proses belajar mengajar di sekolahnya. Ada beberapa opsi pembiayaan pertama melibatkan walimurid, yakni urunan membayar GTT. Namun ada pilihan dibayar dengan cara patungan dari ASN yang ada.

"Kami memilih patung 3 ASN, yakni 1 PNS dan 2 PPK, memberi transport untuk 8 GTT. Sebab, cara ini lebih aman, pakai dana pribadi, ketimbang urunan dari wali murid," terangnya. 

Anggota Komisi D DPRD Jember, Mufid, usai menemui GTT SDN Sumberpinang 2, mengaku prihatin kondisi dengan nasib mereka. Guru honorer yang berkontribusi sumberdaya manusia, untuk Indonesia Emas 2045 tapi mendapatkan perlakuan miris. 

Tanpa guru honorer, proses pendidikan di kabupaten Jember akan gulung tikar. Sebab, hampir 70 persen tenaga pengajar di sekolah adalah GTT. 

"Jika guru honorer ikut dirumahkan, maka masa depan  pendidikan di Indonesia, akan suram," katanya.

Mufid mencontohkan sekolah Sumberpinang 2, dengan jumlah guru 11 orang. Ternyata  8 guru di antaranya adalah tenaga GTT non-ASN. Sedangkan sekolah  memiliki 9 rombel (rombongan belajar). Maka proses belajar mengajar di sekolah akan terbengkalai. 

"Jelas tidak mungkin sebanyak 9 rombel ditangani 3 guru ASN," tegas dia. 

Karena itu, Mufid mengapresiasi kebijakan Kepala SDN Sumberpinang 2, yang tidak merumahkan 8 guru tersebut. Apalagi ASN membantu memberi uang transport kepada GTT tersebut.

"Meski demikian, kami berharap pemerintah tidak menutup mata dengan kondisi tersebut. Karena kita belum tahu sampai kapan ASN melakukan hal tersebut, mengingat ASN juga punya tanggungan keluarga," tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya