Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka/Ist
Keputusan bulat diambil Partai Gerindra untuk kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2029.
Hal ini diputuskan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra yang berlangsung di Hambalang, Jawa Barat, pada Kamis 13 Februari 2025.
Pengamat Politik Rocky Gerung menilai, langkah ini sejalan dengan tradisi politik Indonesia, di mana presiden petahana umumnya menargetkan dua periode masa jabatan.
"Itu hal yang lumrah karena dalam kalkulasi normal presiden tidak boleh putus dengan satu periode ini," kata Rocky lewat kanal YouTube miliknya, Jumat 14 Februari 2025.
Rocky meyakini, keputusan Partai Gerindra ini tentunya akan disosialisasikan kepada koalisi pendukung, termasuk anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Meskipun setiap partai dalam koalisi memiliki kebebasan untuk mencalonkan ketua umum mereka masing-masing, namun penetapan Prabowo sebagai calon presiden 2029 sebagai langkah strategis mengunci koalisi sejak dini.
Salah satu implikasi dari keputusan ini adalah kecilnya kemungkinan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi untuk dicalonkan oleh Gerindra.
"Jadi Gibran pasti akan cari partai yang lain," sambungnya.
Situasi ini memaksa Presiden Jokowi untuk membentuk blok politik baru guna mendukung karier politik putranya.
Dalam konteks ini, Partai Golkar dianggap sebagai satu partai yang berpotensi mencalonkan Gibran sebagai kandidat presiden mereka.
"Sebetulnya paralel dengan keputusan Gerindra itu adalah semacam umpan untuk meminta ada ikan besar yang memakan Gibran sebagai calon presiden mereka," pungkas Rocky.
Dinamika politik ini menunjukkan bagaimana keputusan Gerindra dapat memicu pergeseran aliansi dan strategi di antara partai-partai politik Indonesia menjelang Pilpres 2029.