Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Greenback Keok setelah Powel Putuskan Bank Sentral Tak Pangkas Suku Bunga

RABU, 12 FEBRUARI 2025 | 09:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dolar AS melemah pada perdagangan Selasa 11 Februari 2025 waktu setempat. 

Melemahnya Dolar AS terhadap beberapa mata uang terjadi setelah Chairman Federal Reserve Jerome Powell, mengatakan bank sentral tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga jangka pendek.

Di hadapan Komite Perbankan Senat, Powell mengatakan bahwa pandangan tentang suku bunga mencerminkan ekonomi Amerika Serikat yang "secara keseluruhan kuat," dengan tingkat pengangguran rendah dan inflasi yang tetap di atas target 2 persen. 


Komentar Powel dinilai bahwa ia berusaha untuk membuat situasi terkendali. 

"Dia mencoba untuk bersikap sangat, sangat, sangat konservatif dalam komentarnya dan tidak menakut-takuti siapa pun," kata Helen Given, trader valas Monex USA, Washington, dikutip dari Reuters.

Pasar berjangka memperhitungkan penurunan suku bunga the Fed sebesar 36 basis poin pada akhir tahun, sedikit berubah dari sebelum komentar Powell, yang menyiratkan satu pemotongan 25 basis poin dan hanya sebagian kecil kemungkinan pemangkasan kedua.

Indeks Dolar AS (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, terakhir turun 0,37 persen menjadi 107,96.

Ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump menyebabkan Uni Eropa bertindak. 

Euro menguat 0,49 persen menjadi 1,0357 Dolar AS.

Dolar Kanada juga naik 0,14 persen versus Dolar AS menjadi 1,43. 

Kanada, Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan Vietnam adalah penjual baja terbesar ke AS, menurut data American Iron and Steel Institute, sementara Kanada merupakan pemasok utama aluminium impor.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan Trump setuju untuk mempertimbangkan pembebasan Australia dari tarif baja dan aluminiumnya, dalam apa yang disebut Albanese sebagai percakapan telepon yang konstruktif dengan presiden AS itu. 

Dolar Australia pun menguat 0,29 persen terhadap mata uang AS menjadi 0,6293 Dolar AS.

Yen Jepang turun 0,3 persen menjadi 152,45 per Dolar AS.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya