Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Net

Suluh

Obsesi Trump dari Greenland ke Gaza

SELASA, 11 FEBRUARI 2025 | 12:47 WIB | OLEH: SARAH MEILIANA GUNAWAN

BUKAN Donald Trump rasanya jika tidak ada gebrakan. Baru-baru ini, sang Presiden Amerika Serikat (AS) itu mengemukakan ambisi untuk membeli dan menguasai Gaza.

Keinginannya itu ia kemukakan pada Minggu, 9 Februari 2025, ketika terbang ke New Orleans untuk menonton pertandingan Super Bowl.

"Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza. Soal rekonstruksi, kami mungkin akan menyerahkannya ke negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun bagian-bagian tertentu. Pihak lain juga bisa melakukannya di bawah dukungan kami. Tetapi kami berkomitmen untuk memiliki (Gaza), mengambilnya, dan memastikan Hamas tidak kembali," tegas Trump.


Tidak kaget mendengar pernyataan tersebut keluar dari mulut seorang Donald Trump yang memang kerap kontroversial. Ini juga bukan keinginan pertama Trump untuk "merebut" atau "memiliki" wilayah lain.

Di periode pertamanya, Trump juga sempat mengungkapkan keinginannya untuk membeli Greenland dari Denmark. Tentu hal itu langsung ditolak oleh negara Nordik tersebut.

Greenland sendiri memiliki luas wilayah lebih dari 2 juta km persegi dan menjadi pulau terbesar di dunia. Greenland memiliki penduduk tidak lebih dari 60 ribu jiwa.

Selain Greenland dan Gaza, Trump baru-baru ini juga berkomentar mengenai keinginannya untuk "mengakuisisi" Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS.

Komentar Trump ini muncul lantaran ia kesal dengan hubungan ekonomi AS dan Kanada yang dinilai terlalu merugikan Washington.

Lalu, mengapa Trump terobsesi untuk "merebut" wilayah lain?

Trump memiliki latar belakang sebagai seorang pebisnis. Ia meraih gelar sarjana dari jurusan ekonomi di Universitas Pennsylvania pada tahun 1968. Kemudian mengambil alih perusahaan properti ayahnya, Fred Trump pada tahun 1971 dan menamainya The Trump Organization.

Lebih dari separuh hidup pria 78 tahun itu ia abdikan untuk The Trump Organization, sebelum menyerahkan kendali kepada anak-anaknya setelah menjadi Presiden AS pada 2017.

Alhasil, tidak heran jika Trump kerap menggunakan kacamata bisnis dalam melihat banyak hal, termasuk ketika menjalankan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan Trump banyak didasari oleh "untung-rugi". Salah satunya ketika ia menarik pasukan AS dari Afghanistan yang dinilai sudah banyak memakan banyak uang.

Mungkin alasan itu juga yang mendasari ambisi Trump untuk menguasai Gaza.

Lewat kacamata bisnisnya, Trump mungkin melihat Gaza sebagai wilayah yang prospektif untuk membangun "Riviera di Timur Tengah" dengan resor-resor mewah khas Mar-a-Lago.

Kendati begitu, seperti yang dikatakan oleh Paul Krugman, "a country is not a company" - negara bukanlah perusahaan, Trump seharusnya melepas kacamata bisnisnya sejak 2017.

Palestina Bukan Angka

Ketika Trump mengatakan ingin menguasai Gaza, ia juga menyebut akan melindungi warga Palestina. Ia berencana untuk merelokasi 2 juta penduduk Gaza ke berbagai negara, termasuk Mesir dan Yordania.

Rencana itu tampaknya serius karena Trump dijadwalkan bertemu dengan Raja Yordania di Washington pada Selasa, 11 Februari 2025. Trump juga mengatakan akan berbicara dengan Presiden Mesir, Abdul Fattah al-Sisi dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam waktu dekat.

Dalam logika Trump, mungkin merelokasi 2 juta penduduk Gaza adalah hal yang sederhana. Apalagi jika dibandingkan dengan rencana Trump lainnya, seperti mendeportasi 11 juta imigran ilegal yang tinggal di AS.

Tapi Palestina bukanlah angka, apalagi untuk memenuhi obsesi Trump.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya