Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Wall Street Berakhir Variatif, Saham Nvidia Melambung 3,1 Persen

JUMAT, 07 FEBRUARI 2025 | 08:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pasar saham Amerika Serikat di Wall Street ditutup variatif pada perdagangan Kamis 6 Februari 2025 atau Jumat dii hari WIB. 

S&P 500 dan Nasdaq berakhir menghijau, namun Dow jatuh, saat investor mencermati laporan keuangan dan menunggu kinerja Amazon. 

Dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 125,65 poin, atau 0,28 persen menjadi 44.747,63.


S&P 500 naik 22,09 poin, atau 0,36 persen, menjadi 6.083,57. Sedangkan Nasdaq Composite Index menguat 99,66 poin, atau 0,51 persen, menjadi 19.791,99.

Delapan dari 11 sektor S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi. Sektor jasa keuangan dan consumer staples memimpin kenaikan. Sebaliknya, saham energi mencatat penurunan terbesar.

Saham Amazon.com naik 1,1 persen menjelang laporan keuangannya. Perusahaan tersebut melampaui ekspektasi pendapatan kuartalan, tetapi penjualan di unit cloud computing-nya berada di bawah perkiraan. 

Saham Nvidia melambung 3,1 persen.

Kehadiran DeepSeek yang mengguncang pasar global, menjadi fokus perhatian investor. Kepopuleran model AI yang lebih murah dari perusahaan rintisan China tersebut membuat Amerika Serikat harus mempertajam mata mereka untuk melakukan pengawasan serta merogoh banyak uang untuk mengembangkan teknologi setara.

Analis mengatakan, fokus utama saat ini adalah laporan keuangan perusahaan sementara tentang kebijakan tarif adalah hal lain. 

Emiten farmasi, Eli Lilly, melambung 3,3 persen setelah perusahaan itu memperkirakan laba tahunan sebagian besar di atas estimasi.

Rumah mode Tapestry meroket 12 persen, ditopang peningkatan dalam proyeksi penjualan dan laba tahunan.

Pasar mengalami awal minggu yang meresahkan, saat Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif perdagangan yang luas selama akhir pekan lalu, tetapi menangguhkan pungutan atas barang-barang dari Meksiko dan Kanada selama sebulan, Senin.

Saham Qualcomm merosot 3,7 persen setelah perancang chip tersebut pesimis bahwa bisnis lisensi paten yang menguntungkan tidak akan mengalami pertumbuhan penjualan tahun ini setelah perjanjian lisensi dengan Huawei Technologies berakhir.

Di Nasdaq, 2.041 saham menguat dan 2.287 saham menyusut di mana jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 1,12 banding 1.

Saham berkinerja terbaik di S&P 500 adalah Tapestry yang melonjak 12,02 persen, lalu Philip Morris terbang 10,95 persen dan Palantir yang menguat 9,79 persen.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya