Berita

Gedung Danantara (Foto: CNBC Indonesia)

Publika

Tantangan Danantara Dalam Pengelolaan Dana Pensiun Bagi Perumahan Karyawan

KAMIS, 06 FEBRUARI 2025 | 10:55 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

TIDAK banyak informasi yang utuh tentang pengelolaan dana pensiun BUMN. Namun dapat dipastikan bahwa dana pensiun BUMN seluruhnya sangat besar. Seluruh dana tersebut selama ini dikelola oleh masing-masing BUMN melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). 

Secara hitungan kasar seluruh karyawan BUMN mencapai 1,6 juta orang. Dengan gaji rata rata 10 juta per bulan maka dana pensiun BUMN yang terkumpul setiap tahun mencapai 12 juta per orang. Sehingga dana pensiun BUMN secara keselulrihan selama usia kerja karyawan BUMN 25 tahun adalah sekitar 300 triliun rupiah. Ini adalah kekuatan yang sangat besar bagi pendanaan pembangunan nasional. 

Secara prinsip pengelolaan dana pensiun BUMN adalah nirlaba. Dana ini dapat diinvestasikan untuk investasi dalam rangka mencari laba, namun seluruh keuntungannya harus dikembalikan kepada karyawan BUMN. 


Selama ini banyak sekali kasus korupsi dana pensiun BUMN. Penanganan kasus dana pensiun BUMN belum terlihat kejelasannya. Ditambah lagi tidak tampak kemajuan yang berarti dalam pemanfaatan dana pensiun bagi pembangunan nasional khususnya bagi kesejahteraan karyawan BUMN, keamanan hari tua, dan tempat tinggal atau perumahan yang layak di masa tua. Masih banyak eks karyawan BUMN yang tidak dapat memiliki rumah di masa tua. 

<>Keuntungan Dana Pensiun Bagi Perumahan Karyawan

Dengan kekuatan dana Pensiun BUMN yang tidak kurang dari 300 triliun rupiah maka sebanyak 1,6 juta karyawan BUMN seluruhnya dapat memiliki rumah yang layak huni. Perlu diingat bahwa pengelolaan dana pensiun sama sekali tidak akan mengurangi dana pensiun karyawan di hari tua mereka atau tidak akan keuntungan yang diterima karyawan hasil pengelolaan dana pensiun tersebut. 

Karyawan sebetulnya dapat menerima keuntungan ganda yakni mendapatkan rumah dan mendapatkan hasil pengelolaan dana pensiun. Syaratnya semua harus dilakukan secara digital, akuntabel dan transparan. Laporan pengelolaan dana pensiun terhubung langsung dengan lepada karyawan. 

Keuntungan hasil kelola dana pensiun setiap tahun dengan imbal hasil 5% dari 300 triliun rupiah dana pensiun yang terakumulasi maka akan mencapai 15 triliun rupiah setahun. Jika sebanyak 10 triliun rupiah diinvestasikan bagi pengembangan rumah karyawan maka bisa membangun 40 ribu rumah seharga 200 juta dalam  setahun. 

Jika dana pensiun yang terakumulasi senilai 300 triliun digunakan separuh saja sebagai pembiayaan perumahan maka setahun Danantara sebagai pengelola dana pensiun dapat membiayai sedikitnya 300 ribu rumah seharga 500 juta dalam setahun. Dalam lima tahun ke depan berarti ada 2,5 juta rumah yang terbangun hanya dari penempatan separuh dana pensiun BUMN. 

Jadi pekerjaan Danantara sebagai lembaga penyedia dana murah bagi pengembangan perumahan dalam program 3 juta rumah oleh pemerintah melalui kementerian Perumahan Rakyat dan kawasan pemukiman sebetulnya adalah langkah yang mudah. 

Masalahnya sekarang adalah  bagaimana Danantara merapikan pengelolaan dana pensiun tersebut dan memastikan koordinasi yang baik dengan kementerian yang bertanggung jawab atas program ini. Jadi cari uang untuk pendanaan perumahan tidak usah jauh jauh. Asal koornisai yang baik, tinggalkan ego sektoral masing masing kementerian dan lembaga. Koordinasi yang bagus dengan Kementerian Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman.

Hal yang lebih mulia nantinya adalah dana pensiun BUMN dapat juga digunakan untuk mendukung pendanaan perumahan sektor lain non BUMN melalui KPR, seperti perumahan untuk buruh sektor informal, wartawan dan juga para aktivis atau juga mahasiswa dari kampung kampung. Jadi besar sekali kemampuan dana pensiun jika Danantara mengelola secara terbuka, transparan dan akuntabel, serttatepat sasaran. Ok gaes!

*Penulis adalah direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI).

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya