Berita

Prof Komarudin Hidayat dalam diskusi Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di Griya Gus Dur, Jl. Taman Amir Hamzah No.8 Pegangsaan, Jakarta Pusat pada Selasa, 28 Januari 2025/RMOL

Politik

Masih Banyak PR, Prabowo Diminta Benahi Penegakan Hukum di Indonesia

SELASA, 28 JANUARI 2025 | 13:41 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Gerakan Nurani Bangsa (GNB) yang diisi oleh tokoh-tokoh agama, mantan rektor dan tokoh cendikiawan lainnya berkumpul untuk merespons 100 hari kinerja Presiden Prabowo Subianto yang dibalut dalam diskusi bertema Pesan Kebangsaan Awal Tahun 2025.

Para Tokoh GNB yang hadir diantaranya Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, Omi Komariah Nurcholis Madjid, Karlina Supelli, Gomar Gultom, Romo Setyo Wibowo Alissa Wahid, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mantan pimpinan KPK Laode M Syarif,Pdt Jacky Manuputty, Prof Ery Seda, Erry Riyana Hardjapamekas, dan Prof Komaruddin Hidayat.

Cendekiawan muslim sekaligus dosen Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Prof. Komaruddin Hidayat dalam paparannya menantikan langkah konkret Prabowo di sektor penegakan hukum.

Sebab, Komaruddin tidak menampik adanya beberapa persoalan bangsa yang terjadi karena lemahnya sektor penegakan hukum.

"Banyak sekali PR (Pekerjaan Rumah-red) yang harus diselesaikan, terutama soal penegakan hukum, nepotisme, banyak diwariskan dari pemerintah sebelumnya. Presiden Prabowo harus siap menerimanya," kata Prof Komarudin di Griya Gus Dur, Jl. Taman Amir Hamzah No.8 Pegangsaan, Jakarta Pusat pada Selasa, 28 Januari 2025.

Lanjut dia, bila sektor penegakan hukum tidak bisa diperbaiki maka rakyat akan merespons dengan cepat.

"Oleh karena itu, kalau kesempatan ini (penegakan hukum) dilewatkan dan tidak ada progres sementara rakyat memantau lama-lama harapan rakyat akan turun," ungkapnya.

Itu sebabnya, Komaruddin secara pribadi mendukung slogan Prabowo yang bertekad memberantas korupsi sampai ke akar.

"Kami mendukung pernyataan beliau (Prabowo) untuk berantas korupsi penegakan hukum dan menempatkan pembantu berdasarkan meritokrasi itu pendapat saya," tandasnya.

Meritokrasi sendiri merupakan sistem yang mengutamakan kompetensi dan kinerja untuk mencapai posisi atau jabatan tertentu.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Menteri PANRB Jangan Jadi Firaun Baru

Selasa, 11 Maret 2025 | 07:13

Kemenkeu Belum Rilis APBN 2025, Rocky Gerung: Ada Data yang Disembunyikan?

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:45

Kejar Sampai Banyumas, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:31

Gubernur Jateng Optimistis Capai Target Pangan 11 Juta Ton

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:16

Terlena Naturalisasi dan Tendangan Erick

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:01

Dijemput Paksa, Pengusaha Haji Alim Dijebloskan Kejari Muba ke Rutan Palembang

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:58

Impor Gula Vs Penghuni Usus

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:56

Kekayaan Menteri PU Dody Hanggodo di LHKPN, Sering Pakai Ikat Pinggang Hermes

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:51

LPH Quality Syariah Dukung BPJPH Jadikan Indonesia Pusat Halal Dunia

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:42

Buntut Penundaan Pelantikan, Ratusan CPPPK Banjarnegara Ancam Geruduk Jakarta

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:18

Selengkapnya