Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Hindari PMK, Sebaiknya Indonesia Tidak Impor Daging dari India dan Brasil

SELASA, 28 JANUARI 2025 | 13:26 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Imbas merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada peternakan sapi di sejumlah daerah di Indonesia, pemerintah mengambil ancang untuk mendatangkan ribuan daging dari luar negeri.

Hal itu guna mempersiapkan kebutuhan daging dalam negeri jelang momen Ramadan dan Idulfitri 2025. Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga sudah melakukan langkah-langkah teknis hingga penugasan kepada BUMN yang bergerak di bidang pangan.

Rencana impor itu dilakukan dalam jumlah besar baik sapi bakalan maupun beku. India dan Brasil menjadi negara-negara yang disebut asal daging itu didatangkan. Padahal kedua negara itu berdasarkan Badan Kesehatan Hewan Dunia atau OIE sebagai negara yang tidak bebas PMK.


Simalakama ini terus terjadi di tengah belum beresnya wabah PMK yang menyerang peternakan di Indonesia. Banyak yang peternak mengalami kerugian ekonomi akibat wabah tersebut.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) Prof. drh. R. Wasito jauh-jauh hari sudah mengingatkan mengenai bahayanya wabah ini. Penanganan intensif harus segera dilakukan, namun bukan melalui vaksinasi seperti yang saat ini dilakukan pemerintah.

“Itu yang kebanyakan kita salah kaprah. Kita sebetulnya boleh saja membuat sesuatu yang kira-kira supaya masyarakat tidak resah, itu harus ya. Tapi kan kita harus memberikan sesuatu ulasan bagaimana yang harusnya terjadi, yang pernah terjadi, lalu gimana kita mengatasinya, kan begitu. Jadi ada pembelajaran jangan malah ditutup-tutupi,” ujar Prof. Wasito kepada RMOL, Selasa, 28 Januari 2025.

Ia mengkritik keras upaya vaksinasi yang dilakukan pemerintah sebagai upaya membendung wabah PMK. Menurutnya, vaksinasi itu seharusnya dilakukan untuk hewan yang sehat.

“Antibodi yang dibentuk dari hasil vaksinasi di dalam tubuh sapi atau hewan yang lain pada kasus PMK atau kasus yang lain, antibodi itu tidak dapat menembus pori-pori yang ada pada pembuluh darah. Sehingga kalau hewan itu tidak sakit, vaksin itu tidak ada gunanya karena tidak bisa masuk ke pori-pori, karena PMK itu ada di dalam sel, di dalam sitoplasma,” jelasnya.

Pakar kesehatan hewan lulusan Amerika Serikat (AS) ini membeberkan bahwa vaksinasi harus dilakukan secara rutin, paling tidak setiap tahun. Kemudian juga harus disesuaikan dengan tipe PMK yang mewabah di lapangan.

“Yang banyak (virus PMK) itu sterotipe O atau A, tapi kita nggak tahu. Katanya kita datangkan sapi dari Brasil, India. Seharusnya kalau datangkan sapi itu dari negara yang bebas PMK. Misalnya Australia, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Selandia Baru,” jelasnya lagi.
 
Prof. Wasito mengingatkan bahwa virus itu bisa bertahan di sapi hidup maupun yang sudah mati. Ia mengkhawatirkan jika impor dari India dan Brasil itu dilakukan justru semakin menyebabkan wabah PMK di dalam negeri tidak tertangani.

“Kan ada yang disebut infeksi persisten, maka sapi yang terinfeksi virus PMK, kemudian divaksin, sapi akan mengeluarkan virus PMK. Jika itu menular pada sapi lain, maka sapi lain langsung tertular dan langsung menjadi persisten,” pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya