Berita

Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio/RMOL

Politik

100 Hari Kerja, Masyarakat Menanti Presiden Prabowo Reshuffle Kabinet

SABTU, 25 JANUARI 2025 | 09:33 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Menjelang 100 hari kerja pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, ada beberapa evaluasi yang perlu dilakukan oleh pemerintah.

Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio atau Hensat mengatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan yakni berkaitan dengan etika politik, hingga kebijakan pemerintah. 

Hensat menyoroti etika politik yang terjadi selama Prabowo menjabat sebagai presiden. Tidak sedikit pernyataan para pejabat publik banyak yang bisa dievaluasi.


“Mulai dari anggaran Rp20 triliun untuk membangun Universitas HAM, insiden penjual es teh, patwal RI 36, hingga demo di Kementerian Dikti yang sudah didamaikan oleh Seskab Mayor Teddy,” kata Hensat kepada wartawan, Sabtu 25 Januari 2025. 

Selain itu, Hensat juga menyoroti diangkatnya pendengung alias buzzer oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid di kementerian tersebut

“Menteri Komdigi mengatakan tidak tahu latar belakangnya? status yang diangkat. Itu sangat berbahaya tentunya,” kata Dosen Universitas Paramadina ini. 

Menurut Hensat, jika latar belakang pejabat yang dimasukkan ke kementerian justru sangat berbahaya sekali. 

“Kalau Menteri Komunikasi tidak tahu latar belakangnya, terutama kalau itu teroris itu bahaya sekali,” tegasnya.

Atas dasar itu, Hensat menilai wajar jika banyak masyarakat yang masih menunggu reshuffle kabinet di 100 hari Prabowo-Gibran. Mengingat, banyak  hal yang kontroversial di antara pejabat kabinet serta penghematan APBN.

"Tentang reshuffle, kalau kita ingat tanggal 21 Oktober lalu mereka dilantik menjadi menteri, jam 10 kalau saya tidak salah, itu jam 12 sudah banyak yang bertanya kapan reshuffle akan dilakukan. Nah ini sudah hampir 100 hari, nanti apakah Pak Prabowo akan lakukan reshuffle sebelum lebaran atau setelah lebaran, ya nanti kita tunggu," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya