Berita

Ilustrasi/Ist

Bisnis

Trump Tekan OPEC dan Arab Saudi, Harga Minyak Dunia Terus Merosot

JUMAT, 24 JANUARI 2025 | 08:50 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketidakpastian mengenai bagaimana tarif dan kebijakan energi yang diusulkan Presiden AS Donald Trump dipastikan dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi juga membebani harga.

Hal ini terlihat dengan semakin merosotnya harga minyak dunia, terutama setelah Presiden AS Donald Trump mendesak Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga selama pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Kamis 23 Januari 2025.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup turun 71 sen atau 0,9 persen, menjadi 78,29 Dolar AS per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup turun 82 sen atau 1,09 persen, menjadi 74,62 Dolar AS.


"Seruan Trump untuk menurunkan harga minyak tentu akan disambut baik oleh konsumen dan bisnis, tetapi akan ditanggapi dengan waspada oleh industri minyak AS dan pemasok global lainnya," kata Clay Seigle, peneliti senior bidang keamanan energi di Pusat Studi Strategis dan Internasional.

"Industri energi telah menyerukan peningkatan investasi dalam proyek minyak dan gas global, tetapi turunnya harga minyak dapat menimbulkan kekhawatiran tentang ekonomi proyek baru," tambahnya.

Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru pada Rusia jika negara tersebut tidak mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Selain itu, ia berencana mengenakan tarif sebesar 25 persen pada Kanada dan Meksiko, serta mempertimbangkan bea masuk sebesar 10 persen untuk Tiongkok terkait pengiriman fentanil ke AS. 

Sebelumnya, Presiden AS juga mengumumkan keadaan darurat energi nasional untuk mengurangi pembatasan lingkungan pada infrastruktur dan proyek energi, serta memudahkan pemberian izin untuk infrastruktur transmisi dan pipa baru. 

"Akan ada lebih banyak potensi pergerakan menurun yang tidak menentu di pasar minyak dalam waktu dekat ini akibat kurangnya kejelasan dari pemerintahan Trump mengenai kebijakan tarif perdagangan dan meningkatnya pasokan minyak dari AS," kata analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya