Berita

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump/Net

Dunia

Trump Bakal Sanksi Putin Jika Tolak Perundingan Damai

RABU, 22 JANUARI 2025 | 14:23 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sanksi tambahan Amerika Serikat terhadap Rusia bisa berlaku jika Presiden Vladimir Putin menolak melakukan perundingan damai untuk mengakhiri perang Ukraina. 

Hal itu disampaikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kepada awak media, seperti dikutip dari Reuters pada Rabu, 22 Januari 2025. 

Saat ditanya apakah ia akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Moskow jika Putin menolak untuk terlibat dalam perundingan damai, Trump menjawab itu mungkin bisa dilakukan. 

"Kedengarannya mungkin," ujar Trump, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Trump kembali menyuarakan kepercayaan dirinya untuk mengakhiri perang Ukraina. Menurutnya konflik militer itu tidak akan pernah meletus jika AS memilihnya sebagai presiden pada pemilu sebelumnya. 

"Perang seharusnya tidak pernah dimulai.  Jika Anda memiliki presiden yang kompeten, yang tidak Anda miliki, perang tidak akan terjadi. Perang di Ukraina tidak akan pernah terjadi jika saya menjadi presiden," kata Trump. 

Dia lebih lanjut mengkritik mantan Presiden Joe Biden, kemudian menyebut Putin tidak menghormati masa kepemimpinannya.

Tentang apakah ia akan terus mengirim senjata ke Ukraina, Trump mengatakan mereka akan mulai mengevaluasi urgensinya. 

"Kami sedang berbicara dengan (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky. Kami akan segera berbicara dengan Presiden Putin, dan kita akan melihat apa, bagaimana semuanya akan terjadi," ujarnya. 

Selama kampanye presiden AS, Trump berulang kali berjanji untuk mengakhiri perang di Ukraina dalam waktu 24 jam jika terpilih.

Kendati demikian, Trump tidak pernah menjelaskan bagaimana ia akan mengakhiri perang di Ukraina.

Trump mengkritik miliaran dolar yang telah digelontorkan pemerintahan Biden ke Ukraina.

Washington baru-baru ini meningkatkan pengiriman senjata dan telah menghapuskan miliaran dolar pinjaman yang diberikan kepada Kiev.

Desember lalu, Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Paris bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Buntut Pungli ke WN China, Menteri Imipas Copot Pejabat Imigrasi di Bandara Soetta

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:25

Aero India 2025 Siap Digelar, Ajang Unjuk Prestasi Dirgantara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:17

Heboh Rupiah Rp8.100 per Dolar AS, BI Buka Suara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:13

Asas Dominus Litis, Hati-hati Bisa Disalahgunakan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:35

Harga CPO Menguat Nyaris 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:18

Pramono: Saya Penganut Monogami Tulen

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:10

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Vihara Amurva Bhumi Menang Kasasi, Menhut: Kado Terbaik Imlek dari Negara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:45

Komisi VI Sepakati RUU BUMN Dibawa ke Paripurna

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:11

Eddy Soeparno Gandeng FPCI Dukung Diplomasi Iklim Presiden Prabowo

Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:40

Selengkapnya