Berita

Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka/RMOL

Politik

Prabowocare Wujud Nyata Komitmen Kerakyatan 100 Hari Kerja

SENIN, 20 JANUARI 2025 | 20:49 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Walau tidak punya program khusus dengan target 100 hari kerja pertama, Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sudah menunjukkan kinerja yang baik menjalankan pemerintahan.

Dikatakan Aktivis Gerakan 1998 Haris Rusly Moti, memang sudah sewajarnya juga evaluasi 100 hari kerja yang selamai ini menjadi ukuran untuk menilai keseriusan suatu pemerintahan yang baru dilantik.

"Langkah awal pemerintahan dapat menjadi indikator komitmen terhadap janji-janji yang telah disampaikan," kata Haris Moti kepada wartawan, Senin 20 Januari 2025.

Menurutnya, dalam 100 hari pertama, Pemerintahan Prabowo-Gibran telah menunjukkan komitmen melalui berbagai kebijakan yang berpihak pada rakyat.

"Saya menilai Pemerintahan Prabowo-Gibran telah mengambil langkah nyata meskipun waktu yang tersedia sangat terbatas," katanya.

Haris mengistilahkan "Prabowocare" untuk menggambarkan kebijakan-kebijakan populis yang berpihak dan dirasakan langsung oleh rakyat.

Katanya, istilah ini terinspirasi dari Obamacare yang digunakan pada era Presiden Barack Obama untuk menggambarkan kebijakan populis di sektor kesehatan.

"Setidaknya ada tujuh kebijakan yang mencerminkan warna Prabowocare dalam 100 hari pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran," tuturnya.

Pertama, kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2025 sebesar 6,5 persen. Kebijakan ini diumumkan pada November 2024 dan disambut positif oleh kalangan pekerja.

Kedua, penyesuaian PPN untuk barang mewah. Pemerintah Prabowo menyesuaikan pelaksanaan UU 7/2021 tentang Harmonisasi Sistem Perpajakan, yang awalnya direncanakan naik dari 11 persen menjadi 12 persen tanpa selektif.

"Presiden Prabowo mengambil resiko memutuskan kebijakan ini hanya berlaku secara selektif untuk barang mewah semata, sehingga potensi penerimaan pajak yang awalnya diprediksi mencapai Rp75 triliun turun menjadi sekitar Rp3 triliun," bebernya.

Ketiga, pengurangan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Pemerintahan Prabowo-Gibran dan DPR sepakat menurunkan rerata BPIH 1446 H/2025 M menjadi Rp89.410.258,79. Artinya, jemaah haji 2025 hanya perlu membayar rata-rata Rp55.431.750,78, turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp56.046.171,60.

Keempat, pemerintah menaikkan harga jual gabah dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram untuk memastikan petani tidak merugi. Dengan mensubsidi pembelian harga gabah, maka dipastikan harga beras akan tetap stabil.

Kelima, pemerintah membatasi impor jagung, gula, garam, dan beras sebagai langkah awal untuk mencapai visi kedaulatan pangan. Kebijakan ini diambil untuk melindungi harga komoditas lokal yang dihasilkan petani Indonesia.

Keenam, stimulus ekonomi sebesar Rp38,6 triliun. Stimulus ini mencakup bantuan beras, diskon listrik, insentif pajak, dan pembebasan PPh untuk UMKM. Kebijakan ini dirancang untuk meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ketujuh, Program Makan Bergizi Gratis untuk pelajar. Program prioritas ini bertujuan membangun generasi emas 2045.

Masih kata Haris, Prabowocare menjadi bukti bahwa keberpihakan kepada rakyat dapat diwujudkan dalam langkah konkret meskipun waktu yang tersedia sangat terbatas.

Dia berharap, para pembantu presiden, menteri, wakil menteri, kepala badan dan wakil kepala badan dapat menyesuaikan diri dengan langgam baru kepemimpinan Prabowo, serta menjiwai visi dan misi Presiden Prabowo.

"Alangkah baiknya para menteri dan kepala badan tidak menyampaikan pernyataan ke publik terkait sebuah kebijakan yang belum menjadi keputusan pemerintah, atau belum matang dalam kajiannya," pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Buntut Pungli ke WN China, Menteri Imipas Copot Pejabat Imigrasi di Bandara Soetta

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:25

Aero India 2025 Siap Digelar, Ajang Unjuk Prestasi Dirgantara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:17

Heboh Rupiah Rp8.100 per Dolar AS, BI Buka Suara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:13

Asas Dominus Litis, Hati-hati Bisa Disalahgunakan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:35

Harga CPO Menguat Nyaris 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:18

Pramono: Saya Penganut Monogami Tulen

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:10

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Vihara Amurva Bhumi Menang Kasasi, Menhut: Kado Terbaik Imlek dari Negara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:45

Komisi VI Sepakati RUU BUMN Dibawa ke Paripurna

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:11

Eddy Soeparno Gandeng FPCI Dukung Diplomasi Iklim Presiden Prabowo

Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:40

Selengkapnya