Berita

Video yang disebut Raffi Ahmad flexing mobil pribadi dengan dikawal Patwal/Repro

Politik

Raffi Ahmad Keterlaluan Flexing Mobil Pribadi Dikawal Patwal

MINGGU, 19 JANUARI 2025 | 08:22 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad (RA) disebut kembali menunjukkan tingkat laku yang lebih parah dari kejadian Patwal Mobil RI 36, yakni melakukan flexing mobil pribadi dengan dikawal Patwal.

Hal itu mendapatkan sorotan dari pemerhati multimedia Roy Suryo. Menurut Roy Suryo, pasca kejadian Mobil RI 36 yang sangat memalukan, Raffi Ahmad mestinya lebih berhati-hati dan menjaga sikap selanjutnya di masyarakat.

"Setidaknya untuk memperbaiki citranya yang sudah menjadi 'bahan rujakan' oleh masyarakat. Apalagi Netizen +62 memang dikenal gercep saat menemukan hal-hal yang tidak benar, utamanya menyangkut kelakuan para pejabat begara yang menikmati fasilitas yang dibiayai oleh uang rakyat," kata Roy dalam keterangan tertulisnya, Minggu 19 Januari 2025.


Saat ini, kata Roy Suryo, netizen sangat jeli mengkritisi tingkah pola Raffi Ahmad yang dianggap lebih fatal dari kasus patwal mobil RI 36.

"Bagaimana tidak, karena jika kemarin Patwal tersebut meski disebut 'berulah', apalagi katanya hanya mengawal mobil mewah kosong, dalam kasus terbaru ini Patwal yang seharusnya digunakan hanya untuk tugas-tugas kedinasannya, terekam secara audio dan visual dimanfaatkan oleh RA untuk hanya mengawal pamer mobil pribadinya yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan tupoksinya sebagai seorang pejabat yang dibiayai menggunakan rang rakyat tersebut," jelas Roy Suryo.

Roy Suryo menerangkan, kejadian tersebut terekam jelas dalam video YouTube yang diposting sendiri secara official di Kanal RANS Entertaintment pada Minggu 12 Januari 2025 dengan Judul "Raffi bikin panas Andre Taulany!!! Bawa Mobil Baru langsung parkir didalem Garasi Papalova!!".

"Video yang berdurasi 11 menit 56 detik ini jelas-jelas tidak menunjukkan aktivitas kedinasan RA namun malah bersifat 'fleksing' alias pamer barang mewah secara berlebihan, apalagi tampak menggunakan Patwal. Jadi disini jelas ada tindakan yang bermasalah: selaku pejabat negara, fleksing dan memanfaatkan fasilitas Patwal yang seharusnya untuk kedinasan/tugas negara dengan tidak semestinya," terang Roy Suryo.

Bahkan, menurut Roy, secara detail penggunaan Patwal dalam video tersebut terdapat dalam menit ke 7:17 hingga menit ke 7:59. Di mana, sangat jelas terdengar saat Raffi menyopiri mobil barunya berjenis Suzuki Jimny JB-75 5 pintu seharga setengah miliar rupiah, terdapat bunyi nada Pulsar dari sirine whellen milik Patwal di depannya.

Bukti tak terbantahkan, kata Roy, terdapat pada menit ke 8 hingga 8:02, meski hanya sekitar 2 detik saja, namun terekam jelas motor Patwal mengawal di depan mobil Raffi Ahmad yang sirenenya terdengar jelas sebelumnya.

"Bukti video dari YouTube resmi ini telah dianalisis secara ilmiah dan tidak ada dubbing (penambahan suara) ataupun insert editing gambar, sehingga dipastikan asli sesuai kondisi faktual peristiwanya saat direkam," kata Roy Suryo.

Sehingga kesimpulannya, kata Roy Suryo, kelakuan Raffi Ahmad yang melekat jabatan Utusan Khusus Presiden tersebut sangat tidak bisa dibenarkan.

"Hanya mau flexing mobil barunya beberapa menit saja, karena hanya 'mau ngasih tahu kalau punya mobil' (menit 8'30") harus dikawal menggunakan Patwal yang merupakan fasilitas negara yang dibayar dengan uang rakyat," tutur Roy Suryo.

Untuk itu, Roy Suryo berharap agar Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Letjen AM Putranto bisa bersikap yang sama kepada Raffi Ahmad ketika menegur Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) karena sembarangan melantik BuzzerRp penghina Presiden Prabowo Subianto sebagai Stafsus.

"Maka seharusnya RA ini dilakukan hal yang sama atau bahkan "di-Miftah-kan" seperti usulan netizen yang marak di sosial media. Teguran keras juga bisa dilakukan oleh Seskab Mayor Teddy sebenarnya, apalagi sebelumnya RA juga sudah ditegur saat kasus Patwal RI 36. Mengapa tidak?" pungkas Roy Suryo.



Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya