Berita

Calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth/Net

Dunia

Calon Menhan AS Dihujat Akibat Minim Pengetahuan Soal ASEAN

RABU, 15 JANUARI 2025 | 23:18 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang diusulkan oleh Presiden terpilih Donald Trump, Pete Hegseth menghadapi kritik tajam setelah gagal menunjukkan pemahaman dasar tentang ASEAN dalam sidang konfirmasi di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat pada Selasa, 14 Januari 2025 waktu setempat.

Dalam sidang tersebut, Senator Demokrat Tammy Duckworth meminta Hegseth menjelaskan pentingnya ASEAN dan menyebutkan salah satu negara anggotanya. Duckworth juga bertanya tentang jumlah negara yang tergabung dalam blok tersebut.

Hegseth, dalam tanggapannya, menyebut Korea Selatan, Jepang, dan Australia sebagai sekutu AS. Alih-alih menjelaskan tentang ASEAN, calon Menhan itu justru menyebutkan anggota dari aliansi militer AUKUS.

"Saya tidak dapat memberi tahu Anda jumlah pasti negara di sana, tetapi saya tahu kami memiliki sekutu di Korea Selatan, di Jepang, dan di AUKUS dengan Australia. Anda mencoba mengerjakan kapal selam dengan mereka," ujarnya seperti dimuat CNA.

Senator Duckworth, yang memiliki darah Thailand dan lahir di Bangkok, langsung menyanggah jawaban Hegseth.

“Tidak satu pun dari ketiga negara yang Anda sebutkan itu merupakan anggota ASEAN,” tegas Duckworth. Ia kemudian menyarankan Hegseth untuk mempersiapkan diri lebih baik sebelum terlibat dalam diskusi internasional.

ASEAN terdiri dari 10 negara, yakni Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Organisasi ini memiliki peran penting dalam geopolitik Indo-Pasifik. 

AS menjalin hubungan strategis dengan ASEAN, termasuk perjanjian pertahanan dengan Thailand dan Filipina, serta kerja sama keamanan dengan Singapura.

Kegagalan Hegseth untuk mengenali mitra strategis AS di kawasan ini menuai kritik tajam dari sejumlah pihak. 

Dalam unggahan di media sosial, Demokrat di Komite Urusan Luar Negeri DPR AS menyebutkan bahwa seorang calon menteri pertahanan yang serius harus memahami hubungan penting AS dengan ASEAN.

Mantan Perwakilan Demokrat AS Debbie Mucarsel-Powell juga ikut mengkritik Hegseth.

"Hegseth tidak dapat menyebutkan satu pun negara yang menjadi bagian dari ASEAN dan dia tidak mengetahui satu pun perjanjian keamanan internasional AS.  Amerika, jika Anda menginginkan perdamaian dan keamanan, ini bukan tempatnya!" cuitnya di X. 

Hegseth, yang dikenal sebagai mantan pembawa acara Fox News, adalah sosok yang kontroversial. Ia kerap menentang kebijakan keberagaman di militer dan mempertanyakan peran perempuan dalam pertempuran. 

Selain itu, sejumlah tuduhan di masa lalunya, termasuk penyerangan seksual dan penyalahgunaan alkohol, semakin memperburuk citranya meski ia membantah semua tuduhan tersebut.

Saat ditanya oleh Senator Roger Wicker mengenai tuduhan tersebut, Hegseth menyebutnya sebagai bagian dari “kampanye kotor terkoordinasi” untuk menjatuhkannya. 

“Saya bukan orang yang sempurna, tetapi saya percaya pada penebusan dosa,” kata dia saat itu.

Meski menuai kritik keras, Hegseth masih memiliki peluang untuk dikonfirmasi sebagai Menteri Pertahanan jika mendapat dukungan penuh dari Partai Republik di Senat. 

Namun, resistensi dari Demokrat dan independen bisa menjadi penghalang besar.

Kegagalan Hegseth untuk memahami ASEAN dianggap mencerminkan kurangnya kompetensi dalam menangani isu-isu internasional yang kompleks, terutama di kawasan Indo-Pasifik yang semakin strategis bagi kepentingan AS. 

Sidang ini menjadi pengingat pentingnya pemahaman mendalam terhadap hubungan global bagi pemimpin militer dan kebijakan luar negeri AS.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya