Berita

Anak-anak Tibet di wilayah yang dikuasai China./Indian Express

Dunia

Bahasa Tibet Dilarang, Kini Anak-anak di TAR Diminta Pelajari Pikiran Xi Jinping

JUMAT, 10 JANUARI 2025 | 18:22 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Pemerintah Tiongkok telah melarang pemberian pelajaran tambahan bahasa Tibet untuk anak-anak di Daerah Otonomi Tibet (TAR). Biasanya, musim libnur sekolah yang berlangsung selama dua bulan pada Desember dan Januari, dimaanfaatkan keluarga Tibet di daerah itu untuk memberikan pelajaran bahasa Tibet kepada anak-anak mereka. 

Pemberian pelajaran tambahan bahasa Tibet itu dilakukan karena di sekolah-sekolah di daerah itu semua mata pelajaran disampaikan dalam bahasa Mandarin. 

Namun kini, pelarajan tambahan bahasa Tibet itu sudah dilarang sama sekali di daerah itu. 

Bitter Winter melaporkan, untuk membuat siswa tetap sibuk dan mencegah mereka meluangkan waktu untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam bahasa Tibet, sekolah telah membebani mereka dengan pekerjaan rumah liburan yang harus diselesaikan dalam bahasa Mandarin, dan termasuk mempelajari pidato dan tulisan Presiden Xi Jinping.

Di wilayah Tibet di Sichuan dan Qinghai, situasinya bahkan lebih buruk. Polisi memantau pelajar Tibet, tidak hanya memastikan mereka tidak mengikuti les privat bahasa Tibet, tetapi juga melarang mereka mengenakan simbol-simbol keagamaan, mengunjungi biara, dan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.

Dalam beberapa kasus, bahkan ponsel mereka diperiksa untuk memeriksa apakah mereka berpartisipasi dalam WeChat atau grup media sosial terlarang yang mengajarkan bahasa Tibet atau yang memiliki konten keagamaan.





Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya