Mengawali 2025, bursa saham Amerika Serikat berada di zona merah.
Wall Street nampak lesu, ketika investor seperti ragu-ragu memulai tahun baru dengan volume perdagangan yang masih rendah, menghadapi data pasar tenaga kerja, penguatan dolar dan kejatuhan saham Tesla.
Saham Tesla turun tajam menyusul angka penjualan mobil akhir tahun yang mengecewakan.
Analis mengatakan, saat ini pasar masih terjebak dalam suasana liburan dan berharap Senin depan pasar akan Kembali meriah lagi.
Dikutip dari
Reuters, Dow Jones Industrial Average ditutup turun 151,95 poin, atau 0,36 persen, menjadi 42.392,27 pada perdagangan Kamis 2 Januari 2025 waktu AS atau Jumat WIB.
S&P 500 berkurang 13,08 poin, atau 0,22 persen, menjadi 5.868,55. Sementara Nasdaq Composite Index melemah 30,00 poin, atau 0,16 persen menjadi 19.280,79.
Investor bersiap menghadapi perubahan besar dalam beberapa minggu mendatang, terutama pelantikan presiden Donald Trump pada 20 Januari.
Namun, ada juga rilis ekonomi penting dalam periode mendatang yang berkaitan dengan pasar kerja, inflasi, dan penjualan eceran selama musim belanja liburan.
Di antara 11 sektor utama S&P 500, saham consumer discretionary mengalami penurunan paling besar, terbebani kejatuhan Tesla.
Saham Tesla anjlok 6,1 persen setelah laporan penjualan mobil kuartal keempat tidak memenuhi ekspektasi. Meskipun hasilnya mengecewakan, analis mencatat bahwa saham Tesla telah meroket lebih tinggi sejak pemilihan umum AS.
Saham kripto seperti Coinbase, MicroStrategy, dan MARA Holdings melesat antara 2,6 persen dan 3,6 persen, mengikuti kenaikan harga Bitcoin.
Laporan dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, mendukung narasi pasar kerja yang solid dan menambah bobot kemungkinan bahwa bank sentral AS dapat membiarkan suku bunga utamanya tidak berubah pada pertemuan kebijakan bulan ini.
Saham Nvidia naik 2,99 persen. Begitu juga dengan Chevron yang menanjak 1,29 persen. Musim liburan telah mendongkrak sedikit saham McDonald's sebesar 0,90 persen.
Sayanya, saham-saham ini anjlok. Boeing turun 2,90 persen, Nika amblas 2,64 persen dan Apple tersungkur 2,62 persen.