Berita

Member Komunitas Maklumat Djuanda (KMJ), Sadiman Ahmad/RMOL

Politik

Pemerintah Didesak Lakukan Reformasi Hukum

SELASA, 31 DESEMBER 2024 | 17:58 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pemerintah diminta untuk segera melakukan reformasi hukum. Lantaran pelaksanaan hukum di Indonesia saat ini telah rusak.

“Kami mendesak reformasi hukum: perbaiki tatanan dan perilaku hukum yang rusak. Hukum telah digunakan untuk melegitimasi dan memperkukuh kepentingan kekuasaan,” kata member Komunitas Maklumat Djuanda (KMJ), Sadiman Ahmad, di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 31 Desember 2024.

Menurut Sadiman, salah satu kebijakan pemerintah yang memenggal hukum di Indonesia adalah UU Cipta Kerja. Dari kebijakan sapu jagat itu, nasib buruh di tempat kerja menjadi tidak pasti, kemudian kebijakan turunannya merusak lingkungan hidup, menggusur masyarakat adat dan warga miskin.

Selain itu, UU KPK yang disahkan parlemen, sebagai bentuk penegakan hukum justru membuka peluang hilangnya kepercayaan publik terhadap sistem hukum di Indonesia.

“Revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi berakibat hilangnya kepercayaan publik, apalagi digunakan untuk mengkriminalkan lawan politik, dan yang berbeda pendapat,” ucapnya.

Sadiman lantas menyebut aparatur negara dan lembaga kepolisian diketahui publik telah dijadikan instrumen kekuasaan. Dalam perspektifnya, aparat keamanan terlibat dalam proses pemenangan kekuatan-kekuatan politik yang didukung kekuasaan. 

“Tindakan brutal aparat kepolisian terjadi di banyak kasus di berbagai daerah, sehingga masyarakat kehilangan rasa tenteram, kebebasan dari rasa takut,” tuturnya.

“Aparat pemerintah dan keamanan juga dimanfaatkan korporasi bisnis termasuk yang berada di sektor pertambangan dan kehutanan, berhadapan dengan rakyat yang kehilangan ruang hidup dan keadilan ekologis,” demikian Sadiman Ahmad.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Buntut Pungli ke WN China, Menteri Imipas Copot Pejabat Imigrasi di Bandara Soetta

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:25

Aero India 2025 Siap Digelar, Ajang Unjuk Prestasi Dirgantara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:17

Heboh Rupiah Rp8.100 per Dolar AS, BI Buka Suara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:13

Asas Dominus Litis, Hati-hati Bisa Disalahgunakan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:35

Harga CPO Menguat Nyaris 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:18

Pramono: Saya Penganut Monogami Tulen

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:10

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Vihara Amurva Bhumi Menang Kasasi, Menhut: Kado Terbaik Imlek dari Negara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:45

Komisi VI Sepakati RUU BUMN Dibawa ke Paripurna

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:11

Eddy Soeparno Gandeng FPCI Dukung Diplomasi Iklim Presiden Prabowo

Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:40

Selengkapnya