Berita

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno (tengah)/Kemenko PMK

Politik

PKJB Transformasi Revolusi Mental Era Jokowi

SENIN, 30 DESEMBER 2024 | 21:41 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Gerakan Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa (PKJB) pemerintahan Prabowo Subianto merupakan pondasi dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul.

PKJB ini penting di tengah berbagai tantangan dan perubahan yang dihadapi Indonesia, baik aspek ideologis, sosial-budaya, maupun teknologi informasi yang menyebabkan rendahnya indikator pembangunan manusia Indonesia saat ini.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno mengatakan, masalah pendidikan bukan hanya soal keterampilan, pengetahuan, penguasaan teknologi, dan relevansi, melainkan juga soal karakter dan jati diri bangsa (soft skills).

"Saya sering menyebutnya essential skills, misalnya kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, leadership, manajerial, itu kan menjadi kunci. Kemudian skill untuk belajar menghadapi perubahan yang tidak pernah berhenti," kata Pratikno dalam wawancara bersama salah satu TV swasta sebagaimana dikutip Senin, 30 Desember 2024.

Pada dasarnya, PKJB merupakan transformasi dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olah Raga, Warsito mengatakan, selama 10 tahun kepemimpinan Jokowi GNRM telah mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup masyarakat demi mewujudkan SDM unggul.

"Kini di pemerintahan Presiden Prabowo, GNRM bertransformasi ke PKJB sebagaimana tercantum dalam visi misi pada Asta Cita ke 1, 4, dan 8," tambah Warsito.

Selama satu dekade, GNRM menuntaskan pembentukan Gugus Tugas Daerah GNRM di 35 Provinsi dan 494 Kabupaten/Kota. Hal ini menurut Warsito menunjukkan keselarasan gerak pemerintah pusat hingga daerah.

Meski demikian, ia menyadari masih ada beberapa tantangan yang membutuhkan perhatian serius, mulai dari aspek ideologis, sosial-budaya, maupun teknologi informasi.

"Contoh nyata saat ini masih banyak kenakalan remaja, judi online, korupsi, dan berbagai persoalan lainnya yang masih menjadi lubang-lubang yang perlu diperbaiki," tutupnya.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

UPDATE

Minta Maaf, Dirut Pertamina: Ini Tanggung Jawab Saya

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:37

Perempuan Bangsa PKB Bantu Korban Banjir di Bekasi

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:33

Perang Tarif Kian Panas, Volkswagen PHK Ribuan Karyawan

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:25

Kabar Baik, Paus Fransiskus Tidak Lagi Terkena Serangan Pneumonia Ganda

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:23

Pertamina: Harga Avtur Turun, Diskon Pelita Air, Promo Hotel

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:23

Rumah Diobok-obok KPK: Apakah Ini Ujung Karier Ridwan Kamil?

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:12

Tenaga Ahli Heri Gunawan Hingga Pegawai Bank BJB Dipanggil KPK

Rabu, 12 Maret 2025 | 13:06

KPK: Ridwan Kamil Masih Berstatus Saksi

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:47

Raja Adil: Disembah atau Disanggah?

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:45

Buntut Efisiensi Trump, Departemen Pendidikan PHK 1.300 Staf

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:41

Selengkapnya