Ilustrasi (Foto: antaranews.com)

Bisnis

Armagedon Jokowi-PDIP, Rupiah Melompat 0,61 Persen

SENIN, 30 DESEMBER 2024 | 17:33 WIB | OLEH: ADE MULYANA

USAI terjebak dalam rangkaian gerak merah dalam beberapa pekan terakhir, nilai tukar Rupiah terpantau mencoba berbalik menguat di sesi menjelang penutupan tahun 2024. Gerak balik penguatan Rupiah terlihat cukup menonjol dibanding kinerja mata uang Asia.

Serangkaian sentimen dari pasar global terlihat masih mewarnai jalannya sesi perdagangan. Sentimen pertama datang dari AS, di mana mantan Presiden Jimmy Carter yang berpulang di usai 100 tahun. Mantan presiden yang dinilai paling mengesankan bagi warga AS itu juga tercatat sebagai prnerima novels perdamaian berkat serangkaian langkah yang dilakukan nya.

Sentimen berikut datang dari azerbaijan di mana Rusia telah mengakui jatuhnya pesawat azerbaijan sebagai akibat tembakan oleh sistem pertahanan Rusia. Sedangkan sentimen regional datang dari rilis data indeks PMI manufaktur terkini Jepang yang masih berada di zona kontraksi dan gejolak politik Korea Selatan yang kian panjang.

Namun di tengah rangkaian sentimen yang berkembang, gerak nilai tukar mata uang utama dunia terlihat cenderung mampu bertahan positif. Kinerja positif mata uang utama dunia ini kemudian memberikan angin bagi mata uang Asia untuk sedikit menguat.

Pantauan dari jalannya sesi perdagangan menunjukkan, nilai tukar mata uang Asia yang bervariasi dan konsisten menjejak di rentang moderat. Tiadanya sentimen yang meyakinkan memaksa mata uang Asia kembali kesulitan mencetak gerak tajam. Gerak melemah di rentang moderat akhirnya menjadi pilihan, namun sejumlah mata uang Asia justru mampu bertahan di zona penguatan secara konsisten.

Terkhusus pada Rupiah, kinerja menguat terlihat menonjol. Hingga ulasan ini disunting, Rupiah masih diperdagangkan di kisaran Rp16.130 per Dolar AS atau menguat tajam 0,61 persen. Kinerja penguatan Rupiah diyakini lebih mencerminkan potensi teknikal usai mengalami serangkaian kemerosotan di tengah minimnya sentimen domestik yang tersedia.

Laporan dari jalannya sesi perdagangan juga menyebutkan, kalangan pelaku pasar yang mendapatkan kabar dari pentas politik nasional. Di mana konflik yang kian meruncing antara mantan presiden Jokowi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PDIP. Laporan lebih jauh menyebutkan, sekjend PDIP yang telah menjadi tersangka di Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK. Penetapan tersangka yang hanya berjarak beberapa hari usai pemecatan Jokowi sebagai anggota PDIP menyita perhatian investor akan semakin meruncingnya konflik yang terjadi antara keduanya.

Mantan Presiden Jokowi yang terkesan masih memiliki sisa kekuatan di satu sisi, sementara di sisi lainnya kekuatan PDIP juga sangatlah kuat menjadikan konflik yang terjadi mirip dengan kisah pertarungan armageddon yang terkenal itu.

Namun di tengah riuh konflik besar tersebut, kinerja Rupiah lumayan menghibur menjelang tutup tahun. Dan menyambut sesi perdagangan awal tahun 2025 ke depan, Rupiah akan menghadapi pertaruhan penting dengan mendapatkan suntikan sentimen domestik dari rilis data inflasi terkini.

Sementara pada pasar Asia menunjukkan, nilai tukar Dolar Singapura dan Baht Thailand serta Ringgit Malaysia yang masih bertahan di zona penguatan moderat, selebihnya mata uang Asia masuk terseok di zona pelemahan. Tinjauan juga memperlihatkan, kinerja Rupee India yang kembali nahas di sesi menjelang tutup tahun ini dengan menjejak zona merah secara konsisten.rmol.id

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya