Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Dianggap Tidak Transparan Soal Upah, Uber Dapat Kritikan Pedas dari Investor

JUMAT, 27 DESEMBER 2024 | 10:07 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sekelompok investor meminta layanan pemesanan Uber Technologies mengungkapkan informasi lebih lengkap terkait pembagian hasil dengan pengemudi. 

Mereka menekankan bahwa perincian yang lebih jelas sangat penting untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan uang.

SOC Investment Group, penasihat dana pensiun serikat pekerja yang mewakili saham kurang dari 1 persen di Uber, mengusulkan adanya resolusi pada rapat pemegang saham perusahaan yang akan berlangsung awal tahun depan yang mengharuskan perusahaan untuk secara teratur mengungkapkan perincian tentang kompensasi pengemudi.

Saat ini, Uber  tidak memisahkan pembagian hasil kepada pengemudi, ke restoran, dan ke penyedia asuransi dalam laporan keuangan triwulanan.

Dalam usulannya itu juga SOC menyebut bahwa Uber sangat tidak transparan. Sampai saat ini investor tidak tahu berapa banyak komisi yang diambil Uber, bagaimana gaji pengemudi berubah dari waktu ke waktu, dan apakah pengemudi memperoleh hak-haknya. 

Sementara investor yang diwakili oleh SOC memegang saham yang relatif kecil di Uber, SOC sendiri telah mengambil alih perusahaan-perusahaan besar termasuk Tesla dan Starbucks dengan beberapa keberhasilan. 

Dikutip dari Bloomberg, Jumat 27 Desember 2024, JPMorgan Chase pada 2022 menyetujui audit pihak ketiga atas komitmen ekuitas rasionalnya senilai 30 miliar Dolar AS setelah SOC menangani masalah tersebut. 

SOC juga menggalang dukungan untuk resolusi McDonald's yang mengharuskan perusahaan mengaudit bagaimana praktiknya dapat berkontribusi terhadap ketidakadilan sosial dan rasial.

Sebelumnya, Uber menghadapi kritikan dari pemegang saham terkait perlakuan terhadap pengemudi.

Achmea Investment Management pada Mei lalu menyerukan audit pihak ketiga atas kebijakan kesehatan dan keselamatan pengemudi perusahaan. Investor dengan suara bulat menolak proposal tersebut, bahkan ketika para advokat ketenagakerjaan secara global mendorong upah dan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja lepas yang dipekerjakan sebagai kontraktor independen.

SOC bertemu dengan perwakilan hubungan investor untuk Uber guna membahas proposalnya. Namun, menurut Richard Clayton, seorang direktur penelitian untuk SOC, mengatakan Uber kemudian menindaklanjutinya melalui email untuk meminta grup tersebut menarik resolusinya, dengan mengatakan tingkat pengungkapan dan transparansi saat ini sudah tepat.

"Pengungkapan rutin mereka harus mencakup semua informasi material, tidak hanya sesekali," kata Clayton.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya