Berita

Presiden Miguel Diaz-Canel dan mantan pemimpin Raul Castro, bersama ribuan warga Kuba menggelar aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana, Jumat, 20 Desember 2024.

Dunia

Dipimpin Presiden, Rakyat Kuba Gelar Aksi Kecam Embargo AS

MINGGU, 22 DESEMBER 2024 | 23:32 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Bersama Presiden Miguel Diaz-Canel dan mantan pemimpin Raul Castro, hari Jumat, 20 Desember 2024, ribuan warga Kuba menggelar aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana. 

Dalam aksi itu, rakyat Kuba mengecam kebijakan AS memblokade ekonomi Kuba dan memasukkan negara itu ke dalam daftar dan negara sponsor terorisme. 

Aksi ini terjadi beberapa pekan sebelum Donald Trump memulai masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS.

Para pengunjuk rasa meneriakkan "hentikan blokade" dan "kami tidak akan pernah menyerah" sambil melambaikan bendera Kuba dan berbagai spanduk berisi kecaman pada AS.

"Kami berbaris sekarang untuk memberi tahu pemerintah AS agar membiarkan rakyat Kuba hidup dalam damai. Hentikan campur tangan!" kata Diaz-Canel kepada massa yang berunjuk rasa seperti dikutip dari DW.

Protes hari Jumat adalah yang pertama  dalam satu dekade di depan Kedutaan Besar AS. Ini menandakan posisi yang lebih agresif dari negara Karibia itu menjelang masa jabatan kedua Trump.

Mereka mengkritik Biden atas kegagalannya mencabut pembatasan ketat yang diberlakukan Trump selama pemerintahannya.

Pemerintah menyalahkan sanksi AS atas krisis ekonomi yang melanda Kuba.

Mantan presiden Castro, meskipun berusia 93 tahun, memimpin protes bersama Diaz-Canel, yang sebelumnya pada hari Jumat menyalahkan embargo AS karena menjadikan tahun ini "salah satu tahun tersulit" bagi Kuba.

"Biden dengan disiplin dan kejam mematuhi kebijakan yang disetujui Trump selama masa jabatannya," kata Diaz-Canel.

Diaz-Canel juga mendesak Biden untuk membatalkan keputusan Trump yang menetapkan Kuba sebagai negara sponsor terorisme, sebuah langkah yang telah memengaruhi keterlibatannya dalam transaksi keuangan internasional.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya