Berita

Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Ahmed Hussein al-Sharaa, yang lebih dikenal dengan nama samaran Abu Mohammad al-Julani, berpidato di Masjid Umayyah di Damaskus pada 8 Desember 2024/Foto: AP via RT

Dunia

AS Cabut Sayembara Penangkapan Pimpinan HTS Suriah Abu Mohammad al-Julani

SABTU, 21 DESEMBER 2024 | 09:43 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat (AS) resmi mencabut sayembara berhadiah 10 juta Dolar AS (sekitar Rp162 miliar) untuk penangkapan pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed Hussein al-Sharaa alias Abu Mohammad al-Julani.

Keputusan diambil setelah delegasi Washington yang dipimpin Barbara Leaf, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat, bertemu dengan pimpinan HTS di Damaskus pada Jumat 20 Desember 2024, waktu setempat.

Selama pertemuannya dengan al-Sharaa, Leaf membahas beberapa isu utama, termasuk perlunya mencegah kelompok teroris beroperasi di Suriah dan memastikan perlindungan hak-hak minoritas dan perempuan.


"Kami juga membahas kebutuhan penting untuk memastikan bahwa kelompok teroris tidak dapat menimbulkan ancaman di dalam Suriah atau di luar negeri, termasuk bagi AS dan mitra kami di kawasan tersebut," kata Leaf dalam pengarahan telepon dari Yordania, seperti dikutip dari RT, Sabtu 21 Desember 2024.

"Berdasarkan diskusi kami, saya memberi tahu dia bahwa kami tidak akan meneruskan tawaran Hadiah untuk Keadilan yang telah berlaku selama beberapa tahun," katanya.

Meskipun ada langkah ini, HTS tetap ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Amerika Serikat, dan sanksi yang berasal dari penetapan ini masih berlaku. 

Leaf menekankan bahwa keputusan untuk menarik hadiah tersebut merupakan perubahan kebijakan yang bertujuan untuk melegitimasi keterlibatan dengan kelompok tersebut.

"Jika saya duduk bersama pemimpin HTS dan berdiskusi panjang lebar dan terperinci, agak tidak masuk akal untuk menetapkan hadiah untuk kepalanya," katanya.  

"Jika tidak, saya harus meminta FBI untuk datang dan menangkapnya atau semacamnya," lanjut Leaf.

Awal bulan ini, pasukan oposisi Suriah yang dipimpin oleh jihadis HTS melancarkan serangan mendadak di seluruh negeri, merebut beberapa kota besar, termasuk ibu kota, Damaskus. Sebagai tanggapan, Presiden Suriah Bashar Assad mengundurkan diri dan kabur ke Rusia.

Pasukan oposisi Suriah terdesentralisasi dan terdiri dari berbagai ideologi, meskipun disatukan oleh tujuan bersama untuk menggulingkan rezim Assad. Namun, akar HTS dan Jolani dalam gerakan Islam ekstremis membayangi ambisinya.

Meskipun Jolani berupaya menjauhkan kelompok barunya dari al Qaeda, Amerika Serikat menetapkan HTS sebagai Organisasi Teroris Asing pada tahun 2018 dan akan memberikan hadiah 10 juta Dolar AS untuk siapa saja yang menangkapnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya