Berita

Joko Widodo mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri/Ist

Politik

Diulas Rocky Gerung

Pertama Kali dalam Sejarah Partai Pecat Bekas Presiden

SELASA, 17 DESEMBER 2024 | 15:51 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Pemecatan Joko Widodo (Jokowi) dari PDIP menjadi peristiwa bersejarah dalam politik Indonesia. Untuk pertama kalinya, seorang kader partai yang pernah menjabat sebagai Presiden  dipecat oleh partai yang mengusungnya.

Pengamat politik Rocky Gerung menilai pemecatan ini menjadi evaluasi moral dan etik sempurna yang dilakukan partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Dipecat artinya ada sesuatu yang buruk, ada hal yang dilanggar, dan tidak diterima sepenuhnya," ujar Rocky lewat kanal YouTube miliknya, Selasa 17 Desember 2024.

Rocky menyebut seandainya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengetahui karakter Jokowi sejak awal, maka ia tidak akan meloloskannya sebagai calon pemimpin. 

"Jokowi yang dipilih melalui sistem demokrasi selama 10 tahun, pada akhirnya dipecat oleh partainya sendiri," tambahnya.

Di akhir kepemimpinannya, Jokowi menunjukkan sifat aslinya yang ambisius dan rakus kekuasaan, antara lain dengan upaya memperpanjang masa jabatan, serta memuluskan jalan bagi anaknya menjadi calon wakil presiden melalui manipulasi konstitusi. 

"PDIP telah membuat filter berlapis, tetapi pada akhirnya Jokowi dinyatakan cacat konstitusi, cacat demokrasi, cacat moral, bahkan cacat psikologi," tegas Rocky.

Ia menyimpulkan bahwa pemecatan Jokowi adalah langkah tegas dan eksistensial dari PDIP.

Partai ini mungkin salah memilih Jokowi, tapi benar dalam mengambil keputusan untuk memecatnya.

"PDIP akan dicatat dalam sejarah sebagai partai yang salah dalam memilih orang tetapi benar dalam memecat presiden yang mereka pilih," pungkasnya.

PDIP mengambil risiko dengan memecat sosok yang dua kali terpilih sebagai presiden, menunjukkan bahwa loyalitas terhadap partai dan nilai-nilai yang dijunjung lebih diutamakan dibandingkan sekadar prestasi elektoral.

Pemecatan Jokowi membuka babak baru dalam dinamika politik nasional, serta menjadi pelajaran penting bagi partai-partai politik dalam memilih dan mengevaluasi kadernya.

Populer

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

TNI dan Satgas PKH Garda Terdepan Tegakkan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:30

Rumah Ridwan Kamil Digeledah Pertama di Kasus bank bjb, Ini Sebabnya

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:24

Kelakar Prabowo Soal Jaksa Agung yang Absen di Bukber Rektor

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:15

KPK Sita Deposito Hingga Bangunan di Kasus Korupsi bank bjb

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:51

Legislator PDIP Usul Pembentukan Kamar Khusus Pajak di MA

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:35

Terus Bertumbuh, Ketua Komisi VI Apresiasi Kinerja Antam

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:09

Hormati KPK, bank bjb Pastikan Kegiatan Bisnis Tetap Jalan

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:08

Pejabat bank bjb dan Agensi Sepakat Markup Iklan, Begini Modusnya

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:07

Sri Mulyani: Penurunan Penerimaan Pajak Tak Perlu Didramatisasi

Kamis, 13 Maret 2025 | 17:58

Perdana Prabowo Undang Rektor Seluruh Indonesia ke Istana

Kamis, 13 Maret 2025 | 17:54

Selengkapnya