Berita

Ilustrasi (Foto: bloomberg.com)

Bisnis

Bahaya China Makin Serius, IHSG Tumbang 0,9 Persen

SENIN, 16 DESEMBER 2024 | 18:11 WIB | OLEH: ADE MULYANA

HARAPAN akan terjadinya window dressing di bursa saham Indonesia nampaknya perlu dipertimbangkan para pelaku pasar untuk tahun ini. Rangkaian sentimen buram terkesan jauh dari reda hingga sesi pertengahan Desember ini. Terkini, kabar buruk kembali datang dari China, dengan rilis data penjualan ritel yang dilaporkan melambat.

Otoritas China merilis pertumbuhan penjualan ritel yang hanya sebesar 3 persen untuk November lalu atau jauh dibanding ekspektasi pasar di kisaran 4,6 persen. Kinerja tersebut juga tercatat jauh melambat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 4,8 persen. Data suram ini sekaligus semakin memantik kekhawatiran pelaku pasar sebelumnya menyangkut prospek perekonomian China secara keseluruhan yang kini dianggap semakin dalam kelesuan serius.

Kekhawatiran semakin kukuh dengan terjadinya keruntuhan pada investasi sektor properti China sebesar 10,4 persen di periode yang sama. Rangkaian rilis kinerja perekonomian China yang suram ini kemudian menjadi menu buruk bagi jalannya sesi perdagangan saham di Asia dalam membuka pekan ini, Senin 16 Desember 2024. Sinyal bahaya dari perekonomian China ini, seakan semakin serius bagi perekonomian global dan terlebih Asia.

Ditambah dengan sesi penutupan pekan lalu di Wall Street yang gagal menghadirkan optimisme, investor di Asia akhirnya terseret melakukan aksi tekanan jual. Pantauan menunjukkan, gerak Indeks di seluruh Asia yang kompak menjejak zona merah, meski dalam rentang yang cenderung terbatas.

Hingga sesi perdagangan ditutup, Indeks Nikkei (Jepang) berakhir flat atau melemah sangat tipis 0,03 persen di 39.457,49, sedang indeks KOSPI (Korea Selatan) melemah 0,22 persen di 2.488,97 dan indeks ASX200 (Australia) turun 0,56 persen di 8.249,5. Laporan lebih jauh juga menyebutkan, sesi perdagangan di Bursa saham Seoul yang diwarnai kembali terfokusnya perhatian investor pada gejolak politik yang berlanjut usai impeachment terhadap Presiden Yoon Suk Yeol.

Dengan kepungan sentimen regional yang jauh dari bersahabat tersebut, sesi perdagangan di Jakarta akhirnya kembali kesulitan untuk mengambil sikap optimis. Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat konsisten menginjak zona merah dan bahkan terpantau sempat merosot curam hingga lebih dari 1,4 persen.

Investor terlihat mencoba mengantisipasi rilis data neraca dagang yang secara mengejutkan mencetak lonjakan surplus besar. IHSG kemudian terlihat mampu sedikit mengikis pelemahan. Namun usai rilis data tersebut gerak IHSG secara perlahan kembali menyisir zona pelemahan tajam. 

IHSG akhirnya menutup sesi awal pekan ini dengan merosot tajam 0,9 persen di 7.258,63. Pantauan dari jalannya sesi perdagangan menunjukkan, kinerja sejumlah besar saham unggulan yang kembali terhajar tekanan jual hingga menyisir zona merah, seperti: BBCA, BMRI, ASII, TLKM, INDF, BBNI, UNTR, ICBP, ISAT, PGAS, ITMG serta PTBA.

Saham unggulan tercatat hanya menyisakan BBRI, BMRI, BBCA dan ADRO yang masih mampu menutup sesi di zona positif. BBRI mengakhiri sesi dengan naik 1,91 persen di Rp4.250, BMRI menutup sesi di Rp6.075 atau naik 0,82 persen, BBCA naik 0,49 persen dengan berakhir di Rp10.100, dan ADRO menutup sesi di Rp2.600 atau naik 0,77 persen.

Jalannya sesi perdagangan diwarnai tertujunya perhatian pelaku pasar pada rilis neraca dagang. Laporan menyebutkan kinerja surplus neraca dagang untuk November lalu yang secara mengejutkan melonjak sangat tajam hingga mencapai  $4,42 milyar. Namun kinerja IHSG terlihat kukuh menjejak pelemahan usai rilis data tersebut. Respon pelaku pasar pada surplus neraca dagang yang mengejutkan terlihat sangat temporer dan tidak terlalu signifikan.

Sementara dari tinjauan teknikal terkini memperlihatkan, prospek IHSG yang kian sulit dengan tren penguatan yang sempat terbentuk berpotensi besar segera termentahkan akibat gerak turun konsisten dalam beberapa hari terakhir. Situasi ini sekaligus mencerminkan sulit nya mengharapkan terjadi aksi window dressing yang selama ini diharapkan pelaku pasar menjelang sesi tutup tahun.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Razia Balap Liar: 292 Motor Disita, 466 Remaja Diamankan

Senin, 03 Februari 2025 | 01:38

Pemotor Pecahkan Kaca Mobil, Diduga karena Lawan Arah

Senin, 03 Februari 2025 | 01:29

PDIP: ASN Poligami Berpeluang Korupsi

Senin, 03 Februari 2025 | 01:04

Program MBG Dirasakan Langsung Manfaatnya

Senin, 03 Februari 2025 | 00:41

Merayakan Kemenangan Kasasi Vihara Amurva Bhumi Karet

Senin, 03 Februari 2025 | 00:29

Rumah Warga Dekat Pasaraya Manggarai Ludes Terbakar

Senin, 03 Februari 2025 | 00:07

Ratusan Sekolah di Jakarta akan Dipasang Water Purifire

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:39

Manis di Bibir, Pahit di Jantung

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:18

Nasdem Setuju Pramono Larang ASN Poligami

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:03

Opsen Pajak Diterapkan, Pemko Medan Langsung Pasang Target Rp784,16 Miliar

Minggu, 02 Februari 2025 | 22:47

Selengkapnya