Berita

Kegiatan study banding yang dilakukan oleh sejumlah Kepala Desa di Kabupaten Muara Enim ke Provinsi Bali/repro

Nusantara

Study Banding Kades di Muara Enim ke Bali Dianggap Cuma Pelesiran

SENIN, 16 DESEMBER 2024 | 01:44 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kegiatan study banding yang dilakukan oleh sejumlah Kepala Desa (Kade) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, ke Provinsi Bali mendapat kritikan tajam dari masyarakat. 

Banyak yang menilai bahwa kegiatan tersebut lebih mirip liburan bersama keluarga ketimbang sebuah studi yang bermanfaat untuk pengembangan desa. Sehingga kegiatan ini terkesan sebagai pemborosan Dana Desa.

Berdasarkan informasi yang dihimpun RMOLSumsel, kegiatan study banding tersebut berlangsung selama 4 hari, dari 12 hingga 16 Desember 2024 di Provinsi Bali.


Kegiatan ini disebut-sebut untuk menambah wawasan mengenai tata kelola pemerintahan desa, pelayanan publik, sumber pendapatan asli desa, serta perencanaan pembangunan desa. Desa Penglipuran di Bali dipilih sebagai lokasi kunjungan karena dikenal sebagai salah satu desa terbaik di Indonesia.

Namun, banyak kritik yang muncul, terutama di grup WhatsApp Info Muara Enim. 

Salah seorang pengguna media sosial menilai kegiatan ini hanya wisata ke Bali, bukan kegiatan yang menguntungkan desa-desa. Kegiatan seperti ini jelas tidak membawa manfaat nyata, hanya menghabiskan uang negara.

Anggota grup Info Muara Enim, Imam Suranto, juga menyatakan kekecewaannya. Ia menilai kegiatan serupa yang dilakukan tahun lalu di Lombok juga tidak memberikan hasil yang signifikan bagi desa-desa di Muara Enim. 

"Tidak ada yang diterapkan di desa-desa mereka, kecuali kesenangan pribadi dengan menggunakan anggaran Dana Desa," ungkap Imam, dikutip RMOLSumsel, Minggu, 15 Desember 2024. 

Ia juga mengingatkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menekankan pentingnya pembatasan kegiatan seperti ini yang dianggap tidak efektif dan hanya membuang-buang uang negara.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Muara Enim, Rahmad Noviar, membenarkan adanya kegiatan study banding ke Desa Penglipuran, Bali.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan dan kunjungan kerja untuk Kepala Desa, dengan tujuan untuk mempelajari tata kelola pemerintahan desa yang baik. 

"Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan sepengetahuan dan izin dari Bupati Muara Enim," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Muara Gula Baru dan Ketua Forum Kepala Desa se-Kecamatan Ujan Mas, Suluhuddin menambahkan, kegiatan ini menggunakan Dana Desa sebesar Rp5,5 juta per Kepala Desa untuk kedinasan, sementara biaya keluarga yang ikut menggunakan dana pribadi masing-masing. 

"Kalau Kades gunakan dana kedinasan, namun untuk anggota keluarga yang ikut, itu menggunakan dana pribadi masing-masing," ungkapnya.

Dia mengatakan Desa Penglipuran dipilih karena terkenal sebagai desa adat terbersih nomor tiga di dunia menurut UNESCO, dan banyak hal yang bisa dipelajari, seperti tata kelola desa, kebersihan, serta aturan pengurangan penggunaan kantong plastik.

"Intinya sangat bermanfaat jika benar-benar diikuti, namun kembali kepada pribadi Kades masing-masing," ujarnya.

Menanggapi kritik masyarakat, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Muara Enim, Rudi Iskandar mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan imbauan kepada desa-desa agar lebih mengutamakan program yang pro terhadap masyarakat. 

Ia juga menegaskan akan melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan study banding tersebut dan menuntut manfaat nyata bagi desa-desa yang ikut serta. 

"Kami akan menanyakan hasil dari Bimtek atau studi mereka dan memastikan ada manfaat konkret dari kegiatan tersebut," ucap Rudi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya