Berita

Penerima penghargaan Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA/Ist

Politik

Penghargaan SATUPENA

Ahmad Tohari Dianugerahi Lifetime Achievement Award 2024

SENIN, 09 DESEMBER 2024 | 13:40 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Ahmad Tohari dianugerahi penghargaan Lifetime Achievement Award 2024, dari Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA atas kualitas karya dan dedikasinya sebagai penulis selama lebih dari 40 tahun.

Sementara untuk Dermakata Award 2024 diberikan kepada Esther Haluk untuk kategori fiksi dan Murdiono Mokoginta untuk kategori nonfiksi.

Ketua Umum SATUPENA sekaligus penggagas Lembaga Kreator Era AI, Denny JA, menyatakan bahwa penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kualitas karya, dedikasi, dan kontribusi mereka dalam dunia literasi Indonesia.


Ketiga penerima penghargaan telah melalui seleksi ketat oleh tim juri yang terdiri dari tokoh-tokoh literasi terkemuka dari berbagai daerah di Indonesia.

Para pemenang mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah uang tunai, yakni Rp50 juta untuk Lifetime Achievement Award dan Rp35 juta masing-masing untuk Dermakata Award.

Ahmad Tohari sebagai penerima Lifetime Achievement Award 2024, diakui atas kontribusi selama lebih dari empat dekade dalam dunia sastra. 

Penulis trilogi Ronggeng Dukuh Paruk ini dikenal sebagai penjaga jiwa desa, yang mengangkat kisah kehidupan pedesaan Indonesia dengan kejujuran dan keindahan.

“Penghargaan ini bukan hanya untuk Tohari, tetapi juga untuk sastra yang telah mengangkat desa sebagai jantung kehidupan bangsa,” ujar Ketua Juri, Anwar Putra Bayu seperti dikutip redaksi, Senin 9 Desember 2024.

Selanjutnya penulis asal Papua, Esther Haluk, menerima Dermakata Award 2024 kategori fiksi atas karyanya yang monumental, Nyanyian Sunyi (2021). 

Buku puisi ini mengangkat isu ketidakadilan sosial, kekerasan, dan perjuangan perempuan Papua dengan gaya yang menggugah.

Untuk kategori nonfiksi, penghargaan Dermakata Award 2024 diberikan kepada Murdiono Mokoginta asal Bolaang Mongondow, Sulawesi. 

Karyanya, Abad Transisi: Bolaang Mongondow dalam Catatan Kolonial Abad XIX-XX (2024), menghidupkan kembali sejarah lokal dengan pendekatan yang ringan namun berbobot.

Dalam kesempatan yang sama, Denny JA juga mengumumkan bahwa Denny JA Foundation telah menghibahkan dana abadi untuk mendukung penghargaan tahunan bagi penulis hingga 50 tahun ke depan. 

Langkah ini diharapkan dapat terus mendorong lahirnya karya-karya sastra yang menginspirasi bangsa.

Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa sastra memiliki kekuatan untuk menjaga identitas, memperjuangkan keadilan, dan menghubungkan lintas generasi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya