Ilustrasi (Foto: bloomberg.com)
PESIMISME di pasar Asia kembali hinggap. Setelah bergulat dengan krisis politik Perancis dan langkah penuh kejutan dari Presiden terpilih AS Donald Trump, kini sentimen suram datang dari negeri ginseng, Korea Selatan. Negeri asal pelatih timnas sepakbola, Shin Tae-Young itu dilaporkan sedang mengalami krisis politik yang lumayan gawat.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol sebelumnya dilaporkan sempat mendeklarasikan darurat militer namun beberapa jam kemudian dicabut akibat tentangan keras dari parlemen. Situasi semakin berbuntut panjang dengan laporan terkini menyebutkan pihak oposisi yang sedang mengupayakan langkah impeachment bagi Presiden Yoon.
Namun agak beruntungnya, sentimen tersebut hanya sedikit melemahkan nilai tukar mata uang Korea Selatan, Won. Pantauan terkini bahkan menunjukkan, nilai tukar Won yang mampu beralih menguat moderat 0,2 persen di sesi perdagangan sore ini setelah mengawali sesi pagi dengan melemah tipis 0,2 persen.
Meski demikian, situasi di pasar uang Asia tetap semakin terbebani oleh sentimen dari Korea Selatan. Pantauan menunjukkan, secara keseluruhan gerak nilai tukar mata uang Asia yang bervariasi dan cenderung terjebak di rentang terbatas. Pesimisme masih terus membayangi, terutama akibat masih lesunya gerak nilai tukar mata uang utama dunia.
Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, nilai tukar mata uang utama dunia mencoba sedikit bangkit dari titik terlemahnya menyusul sentimen dari krisis politik Perancis kemarin. Krisis di Korsel mempersulit investor untuk lepas dari pesimisme. Gerak di rentang sempit akhirnya menjadi pilihan, di tengah penantian sentimen lain dari rilis data NFP non-farm payroll AS dan pertemuan pimpinan The Fed pekan depan.
Dengan kepungan situasi yang masih jauh dari bersahabat itu, nilai tukar Rupiah terpantau sempat terseok di zona merah dalam menjalani sesi perdagangan pertengahan pekan ini, Rabu 4 Desember 2024. Seiring dengan sedikit menguat nya mata uang utama dunia, Rupiah secara perlahan mampu beralih ke zona penguatan tipis, meski masih rentan untuk berbalik ke zona merah.
Hingga ulasan ini disunting, Rupiah masih diperdagangkan di kisaran Rp15.925 per Dolar AS atau menguat sangat tipis 0,06 persen. Rupiah tercatat sempat terperosok di kisaran Rp15.969 per Dolar AS di sesi pagi. Pelaku pasar diyakini sedang menantikan rilis data domestik dari cadangan devisa nasional yang diagendakan pada Jumat lusa untuk menentukan arah lebih lanjut. Pantauan juga memperlihatkan, mata uang Peso Filipina dan Ringgit Malaysia yang kali ini mampu mencetak penguatan tertajam di Asia dengan masing-masing menanjak 0,5 persen.
Sementara sentimen global juga sedang sangat dinantikan menyangkut keputusan Bank Sentral AS, The Fed dalam melanjutkan penurunan suku bunga pada pertemuan yang diagendakan pada 17-18 Desember mendatang.