Berita

Ilustrasi

Tekno

India Dongkrak Perkembangan Pilar Penting Industri Teknologi

JUMAT, 29 NOVEMBER 2024 | 22:09 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA



RMOL.
Pusat Kemampuan Global (GCC), yang juga dikenal sebagai Pusat Internal Global (GIC), telah muncul sebagai pilar penting industri teknologi India yang sedang berkembang pesat.

Pusat-pusat ini, yang didirikan oleh perusahaan multinasional (MNC) untuk memberikan layanan, inovasi, dan solusi bagi operasi global, telah berubah dari kantor pusat yang menghemat biaya menjadi pusat penciptaan nilai strategis.

NewsBomb
menyebutkan, saat ini India menjadi tuan rumah bagi lebih dari 1.500 GCC, yang mempekerjakan lebih dari 1,5 juta orang dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap posisi negara tersebut sebagai pusat teknologi global. Evolusi GCC di India bukan hanya cerita tentang skala tetapi juga tentang spesialisasi, inovasi, dan ketahanan.

Asal-usul GCC di India dapat ditelusuri kembali ke tahun 1990an, bertepatan dengan liberalisasi ekonomi India dan ledakan alih daya TI. Kombinasi tenaga kerja terampil berbahasa Inggris, keunggulan biaya, dan infrastruktur yang berkembang pesat menjadikan India tujuan yang menarik bagi perusahaan multinasional.

Perusahaan awalnya mendirikan GCC di India untuk menangani operasi back-office, seperti keuangan, SDM, dan dukungan TI, memanfaatkan arbitrase biaya tenaga kerja India.

Selama bertahun-tahun, pusat-pusat ini mulai matang, berkembang melampaui tugas-tugas transaksional untuk mengambil peran yang lebih kompleks dan berorientasi pada nilai. Pada tahun 2000an, GCC menangani fungsi-fungsi inti seperti R&D, analisis data, keamanan siber, dan transformasi digital. Pergeseran dari arbitrase biaya ke penciptaan nilai menandai titik balik, yang memperkuat reputasi India sebagai pusat inovasi global.

Munculnya GCC di India dapat dikaitkan dengan beberapa faktor utama. Pertama, India membanggakan salah satu kumpulan profesional berketerampilan tinggi terbesar di dunia, dengan lebih dari 4 juta orang bekerja di sektor TI dan BPM (Manajemen Proses Bisnis).

Penekanan negara pada pendidikan STEM menghasilkan sekitar 1,5 juta lulusan teknik setiap tahunnya, menyediakan aliran bakat yang stabil untuk GCC. Tenaga kerja India tidak hanya besar tetapi juga beragam, yang memungkinkan GCC untuk mendukung operasi global dengan lancar.

Selain itu, meskipun fokus telah bergeser ke penciptaan nilai, efisiensi biaya tetap menjadi keuntungan yang tidak dapat disangkal.

Mengoperasikan GCC di India jauh lebih murah daripada di negara-negara Barat, menjadikannya tujuan pilihan bagi perusahaan multinasional.

Kombinasi antara efektivitas biaya dan hasil berkualitas tinggi ini telah menjadi pendorong pertumbuhan yang penting. Alasan lain adalah, ekosistem startup India yang kuat dan inisiatif pemerintah seperti “Startup India” dan “Digital India” telah menumbuhkan budaya inovasi.

GCC semakin berkolaborasi dengan startup untuk mengembangkan solusi bersama, menciptakan ekosistem pertumbuhan bersama yang dinamis. Bengaluru, Hyderabad, dan Pune, khususnya, telah muncul sebagai titik panas untuk kolaborasi semacam itu.

Infrastruktur dan kemajuan teknologi: Infrastruktur India yang dimodernisasi dengan cepat, termasuk taman TI kelas dunia, internet berkecepatan tinggi, dan adopsi 5G yang terus berkembang, mendukung kelancaran operasi GCC.

Selain itu, kemajuan dalam AI, komputasi awan, dan teknologi blockchain telah memungkinkan GCC untuk fokus pada proyek-proyek mutakhir.

Kebijakan proaktif pemerintah India yang memainkan peran penting dalam memfasilitasi pertumbuhan GCC, juga menjadi salah satu alasan utama. Insentif pajak, kemudahan berbisnis, dan undang-undang privasi data telah menjadikan India tujuan yang menarik bagi para pemain global.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Investasi Teknologi Informasi (ITIR) memberikan manfaat tambahan, seperti pengecualian pajak dan peningkatan infrastruktur. GCC India telah beralih dari pusat dukungan menjadi mitra strategis dalam ekosistem teknologi global.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Sukses Amankan Pilkada, DPR Kasih Nilai Sembilan Buat Kapolri

Jumat, 29 November 2024 | 17:50

Telkom Innovillage 2024 Berhasil Libatkan Ribuan Mahasiswa

Jumat, 29 November 2024 | 17:36

DPR Bakal Panggil Kapolres Semarang Imbas Kasus Penembakan

Jumat, 29 November 2024 | 17:18

Pemerintah Janji Setop Impor Garam Konsumsi Tahun Depan

Jumat, 29 November 2024 | 17:06

Korsel Marah, Pesawat Tiongkok dan Rusia Melipir ke Zona Terlarang

Jumat, 29 November 2024 | 17:01

Polri Gelar Upacara Kenaikan Pangkat, Dedi Prasetyo Naik Bintang Tiga

Jumat, 29 November 2024 | 16:59

Dubes Najib Cicipi Menu Restoran Baru Garuda Indonesia Food di Madrid

Jumat, 29 November 2024 | 16:44

KPU Laksanakan Pencoblosan Susulan di 231 TPS

Jumat, 29 November 2024 | 16:28

Kemenkop Bertekad Perbaiki Ekosistem Koperasi Kredit

Jumat, 29 November 2024 | 16:16

KPK Usut Bau Amis Lelang Pengolahan Karet Kementan

Jumat, 29 November 2024 | 16:05

Selengkapnya