Berita

Perdana Menteri Nepal K.P. Sharma Oli

Dunia

Nepal Belum Mau Melepaskan Diri dari Jerat Utang Tiongkok

JUMAT, 29 NOVEMBER 2024 | 04:41 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Konsekuensi dari keputusan Perdana Menteri Nepal K.P. Sharma Oli menjadikan Beijing sebagai kunjungan luar negeri pertamanya pada bulan Desember ini dinilai sebagai sebuah langkah yang keliru.

Dikhawatirkan, ketergantungan ekonomi Nepal pada Tiongkok melalui Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) akan mengakibatkan peningkatan utang serta proyek infrastruktur yang tidak layak. Pada gilirannya hal ini akan mempersulit kondisi ekonomi Nepal.

Daily Mirror melaporkan, sebetulnya Nepal punya pengalaman buruk dengan Tiongkok dalam proyek pembangunan Bandara Internasional Pokhara. Bandara ini dibangun dengan utang sebesar  220 juta dolar AS dari Tiongkok. 


Namun, walau telah selesai dibangun pada tahun 2023, bandara tersebut gagal menarik penerbangan internasional reguler. Nepal pun gagal meraup cuan dari sektor turisme, sebaliknya beban keuangan negara menjadi bertambah. 

Pemerintah Nepal telah mengajukan permintaan kepada Tiongkok agar utang untuk pembangunan bandara Pokhara diubah menjadi hibah. Tetapi sampai saat ini Tiongkok masih belum memberikan respon atas permintaan itu. Permintaan Nepal ini memperlihatkan bahwa Tiongkok sering kali menutupi biaya tersembunyi dan persyaratan yang tidak fleksibel, yang akhirnya menjebak negara penerima utangnya.

Situasi Nepal semakin rumit karena dinamika regional. Keengganan India untuk memberikan rute udara tambahan bagi bandara tersebut, dengan alasan masalah keamanan dan keberatan terhadap keterlibatan Tiongkok, telah sangat membatasi potensi fasilitas tersebut untuk operasi internasional. 

Hal ini telah menciptakan badai yang sempurna di mana Nepal menghadapi kesulitan operasional dan kewajiban utang yang meningkat, sementara Tiongkok tidak menunjukkan keinginan untuk menawarkan keringanan melalui penghapusan pinjaman atau restrukturisasi.

Maladewa merupakan negara lain di kawasan yang tengah menanggung akibat buruk dari kemitraan BRI. Presiden Mohamed Muizzu yang pro-Tiongkok dan sempat mengkampanyekan "India Out" akhirnya kembali ke New Delhi. Utang negara kepulauan itu sangat besar, mencapai sebesar 1,3 miliar dolar AS kepada Tiongkok. Sementara utangnya pada India relatif kecil, hanya 130 juta dolar AS.

Kondisi keuangan Maladewa sangat buruk dan memprihatinkan. Diproyeksikan biaya layanan utang sebesar 600 juta sampai 700 juta dolar AS pada tahun 2025 dan lebih dari 1 miliar dolar AS pada tahun 2026.

“Strategi Tiongkok di Asia Selatan mengikuti pola yang sudah mapan, yakni menawarkan pinjaman besar untuk proyek infrastruktur di bawah BRI, mengamankan aset strategis, dan memberlakukan persyaratan pinjaman yang kaku ketika negara penerima mengalami kesulitan keuangan. Pendekatan ini telah menyebabkan apa yang oleh para kritikus digambarkan sebagai diplomasi perangkap utang," tulis Daily Mirror.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya