Berita

Mata uang Rupiah dan Dolar AS

Bisnis

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

KAMIS, 28 NOVEMBER 2024 | 21:13 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Usai menjalani libur di masa pemilihan kepala daerah atau Pilkada, pelaku pasar terlihat mencoba bertaruh optimis pada sesi perdagangan hari keempat pekan ini, Kamis 28 November 2024.

Pantauan menunjukkan, kinerja nilai tukar Rupiah yang konsisten menjejak zona penguatan signifikan di sepanjang sesi hari ini.

Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, Rupiah tercatat diperdagangkan di kisaran Rp15.865 per Dolar AS atau melonjak 0,37 persen di tengah masih bervariasi nya gerak.mata uang Asia.


Serangkaian laporan sebelumnya menunjukkan, sentimen dari pasar uang global yang masih belum mendapati tanda-tanda perubahan signifikan usai kemerosotan mata uang utama dunia.

Upaya mata uang Euro, Poundsterling, Dolar Australia dan Dolar Kanada untuk berbalik menguat memang terlihat, namun kisaran gerak balik penguatan nya masih terlalu moderat. Sentimen dari kebijakan yang akan diambil pemerintahan baru AS di bawah Presiden Donald Trump masih menjadi sumber kekhawatiran besar bagi pelaku pasar.

Melonjak nya indeks Dolar AS akhirnya masih jauh dari kata reda, dan oleh karenanya kemerosotan lebih lanjut mata uang utama dunia masih mengancam. Namun di tengah sentimen ini, Rupiah terpantau mampu bertahan positif.

Pelaku pasar terkesan mencoba mengapresiasi sejumlah perkembangan domestik terkini, diantaranya gelaran Pilkada yang berjalan lancar dan peluang penundaan pemberlakuan kenaikan pajak PPN 12 persen sebagaimana dimuat sejumlah media.

Kebijakan penundaan kenaikan pajak diyakini akan membantu kinerja perekonomian nasional, di tengah serangkaian tantangan dari pasar global. Upaya pelaku pasar untuk bersikap optimis akhirnya mampu mengangkat Rupiah yang telah beberapa pekan terhajar tekanan jual.

Sementara laporan dari pasar Asia menunjukkan, kinerja nilai tukar yang bervariasi dengan kecenderungan terjebak di rentang sempit. Sebagian besar mata uang Asia masih terjerembab di zona pelemahan tipis. Namun  Peso Filipina bersama Rupiah berhasil bertahan di zona penguatan.

Laporan lebih jauh juga menyebutkan, kinerja nilai tukar Yuan China yang kini mulai dikhawatirkan sejumlah pelaku pasar untuk membentuk titik terlemahnya sepanjang sejarah di kisaran 7,510.

Kombinasi dari performa perekonomian China yang masih dalam kelesuan serius ditambah prospek suram dari kebijakan Donald Trump diyakini akan memaksa Yuan berkubang dalam kemerosotan jangka panjang.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya