Berita

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri/Net

Politik

Anomali Pilkada Serentak 2024, Megawati: Jangan Takut Suarakan Kebenaran

RABU, 27 NOVEMBER 2024 | 22:55 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan sikap tegas terkait pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 yang dinilai penuh dengan anomali.

Dalam pidatonya melalui video yang diterima wartawan, Megawati menyoroti potensi manipulasi kekuasaan yang dapat mengancam prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat.

Megawati mengawali pidatonya dengan menyerukan salam kebangsaan dan menegaskan bahwa pilkada adalah cermin peradaban bangsa.

Menurutnya, pemilu harus mencerminkan kedaulatan rakyat, bukan menjadi alat bagi pihak-pihak yang menghalalkan segala cara demi kekuasaan.

“Saya selalu menyerukan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan, vox populi vox dei. Ungkapan bijak ini menegaskan, betapa berbahayanya sekiranya pemilu hanya dijadikan alat kekuasaan,” ujar Megawati, Rabu 27 November 2024.

Presiden Kelima RI itu menegaskan bahwa Indonesia merdeka mengandung semangat pembebasan dari berbagai bentuk penjajahan. Dengan merdeka, rakyat Indonesia memiliki kedaulatan untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapatnya secara bebas sesuai hati nuraninya.

“Amanat inilah yang saya jalankan pada saat Pilpres 2004 yang dikenal sebagai pemilu yang paling demokratis tanpa campur tangan kekuasaan,” kata Megawati.

Megawati menyatakan bahwa pada Pemilu 2004 silam, selaku Presiden Republik Indonesia, pihaknya menyelenggarakan pemilu secara langsung yang pertama. Dalam pemilu itu rakyat sungguh berdaulat.

“Lalu mengapa kedaulatan rakyat itu kini dimanipulasi hanya karena kekuasaan?” tanyanya.

Megawati pun mengungkapkan kekhawatirannya terhadap praktik manipulasi dan intimidasi dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di beberapa wilayah seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, hingga Sulawesi Utara.

Ia menyebut adanya penggunaan aparat negara dan penjabat kepala daerah untuk kepentingan politik.

“Di Jawa Tengah misalnya, saya mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral. Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan,” tegasnya.

Atas dasar itu, Megawati menyerukan kepada seluruh kader PDIP dan masyarakat untuk terus melawan ketidakadilan secara konstitusional.

“Jangan pernah takut untuk menyuarakan kebenaran,” tegasnya.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Menteri PANRB Jangan Jadi Firaun Baru

Selasa, 11 Maret 2025 | 07:13

Kemenkeu Belum Rilis APBN 2025, Rocky Gerung: Ada Data yang Disembunyikan?

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:45

Kejar Sampai Banyumas, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:31

Gubernur Jateng Optimistis Capai Target Pangan 11 Juta Ton

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:16

Terlena Naturalisasi dan Tendangan Erick

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:01

Dijemput Paksa, Pengusaha Haji Alim Dijebloskan Kejari Muba ke Rutan Palembang

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:58

Impor Gula Vs Penghuni Usus

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:56

Kekayaan Menteri PU Dody Hanggodo di LHKPN, Sering Pakai Ikat Pinggang Hermes

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:51

LPH Quality Syariah Dukung BPJPH Jadikan Indonesia Pusat Halal Dunia

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:42

Buntut Penundaan Pelantikan, Ratusan CPPPK Banjarnegara Ancam Geruduk Jakarta

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:18

Selengkapnya