Berita

Hizbullah meluncrkan serangan ke Petah Tikva, Israel/Reuters

Dunia

IDF Gunakan Media Sosial untuk Peringatan Sebelum Serangan Besar ke Beirut Selatan

Laporan: Chiesa Arin Selomita
SENIN, 25 NOVEMBER 2024 | 13:58 WIB

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang 12 pusat komando Hizbullah di kawasan pinggiran selatan Beirut, Dahiyeh pada Minggu, 24 November 2024. 

Hal tersebut dilakukan satu hari setelah IDF meluncurkan serangan paling mematikan di pusat kota Beirut.

Sebelumnya, IDF telah mengeluarkan peringatan melalui media sosial bahwa mereka akan menargetkan fasilitas milik Hizbullah di Beirut Selatan, sebagai langkah untuk meminimalkan korban sipil di tengah konflik yang semakin intens.


Serangan Minggu menghancurkan dua blok apartemen di kawasan Dahiyeh, yang dikenal sebagai basis utama kelompok bersenjata tersebut, menurut sumber keamanan di Lebanon. 

Kementerian Kesehatan Lebanon menaikkan jumlah korban tewas dari 20 menjadi 29 orang, dengan total 84 orang tewas pada hari Sabtu, sehingga jumlah korban tewas mencapai 3.754 sejak Oktober 2023. 

IDF mengatakan serangan ini merupakan bagian dari strategi untuk menghancurkan infrastruktur militer Hizbullah, yang diduga digunakan untuk mengkoordinasikan serangan roket ke wilayah Israel. 

Sementara itu, Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mengecam tindakan tersebut.

"Serangan itu merupakan pesan berdarah langsung yang menolak semua upaya untuk mencapai gencatan senjata, memperkuat kehadiran tentara di selatan, dan menerapkan ... 1701," jelas Mikati, dikutip dari Reuters, Senin, 25 November 2024.

Konflik antara Israel dan Hizbullah semakin memanas sejak Oktober 2023, dimulai dengan dukungan Hizbullah terhadap Hamas dalam perang Gaza. 

Israel kemudian meningkatkan serangan udara ke wilayah Lebanon, termasuk kawasan selatan dan Beirut, untuk menekan Hezbollah yang didukung Iran. Serangan ini telah menyebabkan lebih dari satu juta warga Lebanon mengungsi.

Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menjadi dasar gencatan senjata pasca-perang Israel-Hizbullah tahun 2006, mewajibkan Hezbollah menarik pasukannya sejauh 30 km dari perbatasan Israel dan mengizinkan pasukan Lebanon untuk mengontrol zona penyangga. Namun, eskalasi terbaru ini menunjukkan tantangan besar dalam implementasi resolusi tersebut.

Sementara itu, Uni Eropa menyatakan kesiapan untuk mengalokasikan dana sebesar 200 juta Euro guna mendukung pasukan militer Lebanon dalam menghadapi situasi ini, seraya terus mendorong terciptanya gencatan senjata di kawasan tersebut.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya