Berita

Presiden Prabowo Subianto/Ist

Bisnis

Bawa Investasi Jumbo, Prabowo Diyakini Sukses Dongkrak Ekonomi

MINGGU, 24 NOVEMBER 2024 | 22:09 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Presiden Prabowo Subianto yang berhasil membawa pulang investasi sebesar 18,5 miliar dolar AS atau setara Rp294,1 triliun setelah dua pekan lawatan ke luar negeri.

Hal itu mendapat apresiasi dari peneliti Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS), Muhammad Anwar. 

Menurutnya, komitmen investasi tersebut mencerminkan kombinasi dua faktor utama, yaitu kepercayaan dunia internasional terhadap pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan daya tarik insentif yang ditawarkan kepada investor.

“Keduanya berjalan beriringan dan saling melengkapi dalam upaya pemerintah menarik investasi asing,” ujar Anwar, Minggu, 24 November 2024.

Ia menambahkan, kepercayaan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo sebagai mitra strategis muncul dari pandangan bahwa Indonesia, dengan populasi besar dan lokasinya yang strategis, adalah pemain penting di kawasan.

“Pemerintahan Prabowo juga dianggap proaktif dalam membuka peluang kerja sama global, menciptakan citra stabil dan optimistis terhadap perekonomian Indonesia,” ucapnya.

Lebih lanjut, Anwar menyebut bahwa peluang investasi yang melebihi target ini juga merupakan hasil dari target ambisius Presiden Prabowo, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen.

“Seperti negara-negara lain yang bersaing untuk menarik investasi, Indonesia juga menawarkan berbagai kemudahan, mulai dari keringanan pajak, penyederhanaan birokrasi, hingga akses ke sektor-sektor strategis,” paparnya.

Namun, Anwar mengingatkan bahwa insentif tersebut harus dikelola dengan hati-hati untuk menghindari potensi pengorbanan jangka panjang, seperti hilangnya pendapatan negara atau dampak lingkungan yang tidak diantisipasi.

“Tantangan terbesar dari komitmen investasi ini adalah memastikan bahwa semua janji tersebut terealisasi dan menghasilkan dampak nyata bagi perekonomian serta masyarakat,” ulasnya.

Selanjutnya, ia mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pengelolaan investasi di sektor-sektor yang memiliki dampak luas, seperti energi terbarukan, manufaktur, dan infrastruktur.

“Selain itu, perlu ada mekanisme pengawasan yang ketat agar investasi tidak hanya menguntungkan pihak asing, tetapi juga membawa manfaat langsung bagi tenaga kerja lokal, transfer teknologi, dan pengembangan industri nasional,” pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya