Berita

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon bersama Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Yogyakarta, Sabtu, 23 November 2024/Instagram

Nusantara

Sowan ke HB X, Fadli Zon Bidik Pengembalian Manuskrip Jawa dari Inggris

MINGGU, 24 NOVEMBER 2024 | 02:39 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pengembalian manuskrip keraton dari pemerintah Inggris menjadi topik pertemuan antara Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon dengan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Yogyakarta, Sabtu, 23 November 2024.

"Kita akan coba juga pengembalian manuskrip-manuskrip yang ada di Inggris," ucap Fadli kepada wartawan usai pertemuan.

Politikus Gerindra itu menyatakan hingga saat ini sudah ada 170 manuskrip yang dikembalikan dalam bentuk naskah digital. 

Namun, jumlah manuskrip yang dibawa Inggris kala itu jumlahnya lebih banyak.

Pemerintah, lanjut dia, saat ini terus berupaya untuk meminta kembali manuskrip-manuskrip tersebut.

"Kalau nanti ada kesempatan bertemu dengan pemerintah Inggris kita sampaikan agar artefak-artefak termasuk manuskrip yang dibawa ketika itu dari Keraton Yogyakarta itu bisa dikembalikan ke Indonesia. Karena itu merupakan hak milik dari kita dan itu bagian ketika itu kolonialisme,” tegas Fadli.

Masih kata Fadli, selain Indonesia, saat ini banyak negara yang juga berupaya memulangkan kembali artefak-artefaknya. Misalnya, Mesir yang mencoba mengambil kembali mumi dan Yunani dengan partisi dari Parthenon.

Di sisi lain, upaya memulangkan manuskrip itu bukan perkara gampang. Apalagi hingga saat ini pemerintah Inggris belum secara gamblang mau mengembalikan. Termasuk juga dengan negara lain yang menyimpan artefak milik RI.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga belum mencoba secara resmi untuk bertemu langsung dan membahas hal itu dengan pemerintah Inggris.

"Sejauh ini yang kita tahu memang belum ada dari pihak Inggris mau mengembalikan. Tapi kita sendiri kan belum mencoba secara resmi, secara formal untuk bicara juga secara langsung. Nanti kita lihat apa saja yang ada di British Museum dan yang ada di British Library," ungkapnya.

Berdasarkan data yang diperoleh, pimpinan Pemerintah Kolonial Inggris di Jawa, Thomas Stamford Raffles pada 1816 saat purnatugas membawa sekitar 200 peti seberat 30 ton berisikan data riset dan manuskrip.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya