Pemprov DKI Jakarta menggelar Apel Kesiapsiagaan hadapi musim hujan/Ist
Berbagai upaya dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mengantisipasi banjir. Sebab berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan telah masuk pada November 2024 dan puncaknya pada Februari 2025.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengumpulkan berbagai perangkat daerah di lingkungan Pemprov DK dalam apel kesiapsiagaan mengantisipasi musim penghujan di sisi Selatan Monas, Jakarta Pusat, Jumat 22 November 2024
Di depan 1.897 peserta apel, Teguh yang menjadi inspektur upacara mengatakan, apel ini bukti nyata dari komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin terjadi selama musim hujan, khususnya potensi bencana hidrometeorologi.
"Dengan kerja keras, kebersamaan, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan kita dapat menghadapi segala tantangan, meminimalkan risiko banjir dan melewati musim penghujan 2024/2025 dengan aman," kata Teguh.
Di samping itu, ia juga menjelaskan pentingnya melakukan berbagai langkah antisipasi dan meneruskan upaya yang telah dilakukan dalam menghadapi musim hujan tahun ini.
Pertama, peningkatan infrastruktur dan teknologi, dengan pembangunan waduk, serta normalisasi beberapa sungai utama dan peningkatan kapasitas pompa sebagai infrastruktur pengendalian banjir telah menunjukkan hasil positif dengan berkurangnya titik-titik banjir.
Pembersihan saluran air yang dilakukan secara rutin turut mencegah penyumbatan yang menyebabkan genangan.
Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti sistem peringatan dini berbasis digital dan pemantauan cuaca real-time harus terus dioptimalkan.
Kedua, menyiapkan sarana dan prasarana penanganan banjir, termasuk penyiapan pompa air stasioner dan mobile di berbagai titik rawan banjir, penyiapan perahu dan sarana evakuasi, serta posko siaga bencana.
Ketiga, sinergi dengan berbagai pihak, karena penanganan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan sinergi yang kuat dengan berbagai elemen masyarakat.
Dengan meningkatkan koordinasi dan komunikasi lintas sektor, upaya penanggulangan bencana dapat berjalan efektif dan efisien.
Keempat, partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam upaya mitigasi bencana.
"Saya mengajak seluruh warga Jakarta, melalui para Ketua RT, RW, dan tokoh masyarakat untuk aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, serta memantau dan melaporkan potensi bencana di sekitar wilayahnya,” kata Teguh.
Kelima, lanjutnya, seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta melakukan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Mulai dari tingkat provinsi, kota, kecamatan hingga kelurahan, harus selalu siaga dan waspada, khususnya saat menghadapi hujan dengan intensitas tinggi.
"Terakhir, kita juga akan melakukan edukasi dan sosialisasi," kata Teguh.
"Kita perlu meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi bencana, termasuk menyelamatkan diri saat terjadi banjir, evakuasi ke lokasi pengungsian, dan nomor darurat yang dapat dihubungi," pungkas Teguh.