Berita

Presiden Rusia, Vladimir Putin/Net

Dunia

Doktrin Nuklir Rusia Berubah, Apa yang Ingin Putin Sampaikan ke Barat?

KAMIS, 21 NOVEMBER 2024 | 15:00 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Baru-baru ini, Rusia menjadi sorotan karena memperbarui doktrin nuklirnya dan telah ditandatangani secara resmi oleh Presiden Vladimir Putin.

Mengutip Reuters pada Kamis, 21 November 2024, penandatanganan doktrin nuklir yang baru dilakukan Putin hari Selasa, 19 November 2024.

Dokumen setebal tujuh halaman tersebut, menggantikan doktrin tahun 2020 yang melihat senjata nuklir sebagai sarana untuk menghalangi musuh dan menetapkan skenario yang akan dipertimbangkan untuk menggunakannya jika terancam.


Isi dokumen tersebut sebenarnya tidak mengejutkan karena Putin telah berbicara di depan umum tentang perubahan doktrin sejak 25 September.

Pengesahan doktrin nuklir baru bersamaan dengan adanya laporan serangan rudal jarak jauh buatan AS, ATACMS oleh Rusia di wilayah perbatasan, sebuah langkah yang dianggap Moskow sebagai eskalasi besar.

Dokumen tersebut menyatakan bahwa setiap agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir yang dilakukan dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir akan dianggap sebagai serangan gabungan.

Dicantumkan juga skenario tambahan di mana Moskow akan mempertimbangkan serangan balasan nuklir, jika memiliki informasi yang dapat diandalkan tentang peluncuran serangan udara lintas batas besar-besaran terhadap Rusia menggunakan pesawat, rudal, dan pesawat nirawak.

Rusia secara resmi menempatkan sekutu dekatnya Belarus di bawah payung nuklirnya sejak tahun lalu.

Setelah doktrin nuklir diubah, Rusia mungkin menggunakan senjata nuklir jika terjadi serangan konvensional terhadap dirinya sendiri ataupun Belarus.

Doktrin ini bisa memicu konflik langsung antara sekutu Barat dengan Moskow dan mengubah perang Ukraina ke arah Perang Dunia Ketiga.

Peneliti Senior di Belfer Center Harvard, Mariana Budjeryn menilai doktrin nuklir terbaru tidak jauh beda dengan apa yang diubah tahun 2020 lalu.

"Versi sebelumnya dari doktrin Rusia yang diadopsi pada tahun 2020 juga memungkinkan respons nuklir terhadap serangan konvensional skala besar, tetapi hanya dalam keadaan ekstrem di mana kelangsungan hidup negara dipertaruhkan," ujarnya.

Tetapi Budjerryn mempertanyakan parameter apa yang digunakan Rusia saat menentukan untuk mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir.

"Formulasi ini telah berubah menjadi keadaan ekstrem yang membahayakan kedaulatan Rusia. Nah, apa sebenarnya artinya itu dan siapa yang mendefinisikan ancaman serius terhadap kedaulatan?" kata dia.

Ketegangan semakin meningkat setelah Ukraina dan Barat menyebut Rusia telah melibatkan pasukan Korea Utara dalam perangnya. Laporan yang kemudian dibantah Moskow.

Sejumlah pemimpin Barat mengatakan mereka tidak akan terintimidasi oleh Rusia. AS menolak menyesuaikan kebijakan nuklirnya dengan Moskow.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot menilai doktrin nuklir Putin hanya sekedar retorika ancaman. Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku khawatir karena Putin semakin menunjukkan posisinya untuk tidak mendukung jalan damai.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya