Berita

Ilustrasi (Foto: antara)

Bisnis

BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Belum Bangkit

RABU, 20 NOVEMBER 2024 | 18:42 WIB | OLEH: ADE MULYANA

SENTIMEN kurang menguntungkan di pasar global terlihat masih sulit beranjak. Pelaku pasar terkesan kembali terjebak dalam sikap wait and see untuk menentukan arah gerak lebih jauh. Rilis data inflasi AS kini menjadi perhatian, dan di tengah penantian rilis data tersebut, Rupiah kesulitan bangkit.

Pekerjaan rumah besar pemerintahan Prabowo kini nampaknya semakin berat, dengan nilai tukar Rupiah yang kembali mendekati level psikologis nya di kisaran Rp16.000 per Dolar AS. Pantauan terkini di sesi perdagangan pertengahan pekan ini, Rabu 20 November 2024 menunjukkan, Rupiah diperdagangkan di Rp15.859 per Dolar AS atau melemah 0,21 persen.

Rupiah tercatat berupaya menguat moderat dalam beberapa hari sesi perdagangan sebelumnya, namun terlihat kesulitan untuk bertahan di zona penguatan di sepanjang sesi hari ini.


Kepungan sentimen global yang belum jauh beranjak dari pesimisme, memaksa Rupiah menjalani sesi perdagangan yang sulit. Pantauan juga memperlihatkan, gerak nilai tukar mata uang Asia yang bervariasi dan dalam rentang terbatas. Gerak di rentang terbatas mata uang Asia terutama dilatari oleh mandeknya rebound teknikal yang terjadi pada mata uang utama dunia.

Pelaku pasar terlihat masih menantikan rilis data inflasi terkini AS untuk menentukan arah lebih jauh, di tengah sentimen kemenangan Trump yang memantik aksi panik memborong Dolar AS. Sementara terkhusus pada Rupiah, pelemahan yang masih bertahan di tengah suntikan sentimen dari rilis keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga.

Laporan lebih jauh menyebutkan, pihak Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga di kisaran 6 persen dalam pertemuan siang ini. Keputusan ini dinilai sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun sentimen kurang menguntungkan dari pasar global masih bertahan, rilis keputusan Bank Indonesia tersebut akhirnya gagal dimaksimalkan untuk mengangkat Rupiah. Rupiah memang terlihat mampu mengikis kemerosotan usai rilis Bank Indonesia, namun kisaran pengikisan yang terjadi terlalu kecil.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya