Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKB Rina Sa’adah/Ist

Politik

Fraksi PKB Usul Pengawasan Badan Karantina Gunakan Teknologi AI

RABU, 20 NOVEMBER 2024 | 00:26 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

rmol.id Badan Karantina Indonesia (Barantin) diharapkan bisa menerapkan sistem pengawasan berbasis data komprehensif dan teknologi AI atau artificial intelligence.

Usulan itu disampaikan Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKB Rina Sa’adah dalam rapat dengar pendapat dengan Baratin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19 November 2024. 

“Dari data yang disajikan ada 1445 kasus penangkapan yang masih tinggi di beberapa bandara. Untuk itu kami merekomendasikan sistem pengawasan berbasis data komprehensif,” kata Rina.

Legislator Daerah Pemilihan Jawa Barat (Jabar) X ini juga menyarankan agar Baratin menerapkan inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan. 

“Dengan berbasis AI harapannya SDM paham fungsi AI. Sehingga tidak ada lagi aparat yang ada di bandara bekerja sama dengan penyelundup atau pihak lain,” jelasnya. 

Dari data ekspor impor, lanjut Rina, kasus tangkapan tertinggi dalam produk pertanian ada di Jakarta mencapai 807 kali.

“Komoditas yang paling banyak ditangkap adalah bawang putih, kentang dan daging yang merupakan bahan pokok masyarakat. Apalagi Jakarta jumlah penduduknya paling tinggi. Harus jadi perhatian,” ungkapnya. 

Atas dasar itu, Rina menilai bahwa Barantin harus menerapkan sistem pengawasan yang komprehensif  dan terintegrasi dengan sistem digitalisasi. 

“Perketat pengawasan komoditas pertanian di Jakarta. Pastikan produk yang dikonsumsi rakyat tidak mengandung zat yang berbahaya. Serta sosialisasikan terus bibit tanaman organik,” imbuhnya. 

Di sisi lain, politikus muda PKB ini juga mengapresiasi adanya peningkatan ekspor buah berkualitas. Ia mendorong agar Barantin bisa berperan dan mendorong agar para petani bisa meningkatkan kualitas produknya. 

“Ekspor buah tropis harus ditingkatkan, misalnya mangga, pisang dan lainnya. Selama ini terkendala di negara tujuan ekspor. Jepang misalnya menerapkan aturan ketat. Barantin bisa membantu membuka kerja sama dengan pihak terkait di negara tersebut,” imbuhnya lagi. 

Menurut Rina, sosialisasi bibit organik, dan tanaman unggulan harus terus didorong sehingga komoditas kita bisa menembus pasar ekspor global. rmol.id

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya