Berita

Orang-orang mengunjungi pasar sayur saat kabut asap menyelimuti wilayah Lahore, Pakistan, pada hari Selasa, 12 November 2024/Net

Dunia

1,9 Juta Warga Pakistan Masuk RS Gegara Kabut Asap Beracun

MINGGU, 17 NOVEMBER 2024 | 17:28 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kabut asap beracun yang melanda sejumlah wilayah di Pakistan dalam sebulan terakhir telah mengakibatkan lebih dari 1,9 juta warga masuk rumah sakit.

Lahore, kota yang paling parah terkena dampak, tengah berjuang melawan kualitas udara yang berbahaya, yang memaksa sekolah ditutup dan dikarantina.

Mengutip India Times pada Minggu, 17 November 2024, krisis udara tersebut itu dipicu oleh emisi industri, knalpot kendaraan, dan pembakaran jerami pertanian musiman, yang diperburuk oleh kondisi cuaca yang stagnan.  


Polusi udara yang semakin memburuk membuat penduduk kesulitan bernapas dan petugas kesehatan kewalahan. Rumah sakit di seluruh Punjab telah kewalahan, dengan Lahore mencatat jumlah kasus tertinggi.

"Kabut asap beracun memaksa lebih dari 75.000 orang mencari pertolongan medis dalam satu hari yang semakin membebani sistem perawatan kesehatan," ungkap laporan tersebut.

Sebulan terakhir, Lahore mencatat 133.429 kasus penyakit pernapasan, termasuk 5.577 pasien asma. Selain itu, 5.455 dari 13.862 kasus penyakit jantung dan 491 dari 5.141 kasus stroke di provinsi tersebut dirawat di Lahore.

Krisis meningkat dalam seminggu terakhir, dengan 449.045 kasus pernapasan dilaporkan, bersama dengan 30.146 kasus asma, 2.225 pasien penyakit jantung, dan 1.400 korban stroke.

Dokter melaporkan peningkatan signifikan jumlah pasien, terutama anak-anak dan orang tua, yang menderita kesulitan bernapas, batuk-batuk, dan iritasi mata.

“Tahun ini, tingkat kabut asap jauh lebih buruk, dan jumlah pasien yang terkena dampak jauh lebih banyak,” kata Dr. Qurat ul Ain, seorang praktisi medis di Lahore.

Ia menyarankan warga untuk memakai masker dan menghindari paparan di luar ruangan.

Pemerintah telah mengambil beberapa tindakan darurat, termasuk menutup sekolah, perguruan tinggi, dan taman, serta membatasi jam buka pasar.

Meskipun ada langkah-langkah ini, kualitas udara di kota-kota seperti Lahore dan Multan terus memburuk.

Indeks Kualitas Udara (AQI) Lahore secara konsisten melampaui tingkat berbahaya, seringkali melampaui 1.000, sementara Multan baru-baru ini mencatat AQI yang mengkhawatirkan lebih dari 2.000.
 
Warga berjuang mengatasi dampak kabut asap terhadap kesehatan. Bagi banyak orang, tinggal di dalam rumah tidak banyak membantu, dan pembersih udara tetap menjadi barang mewah yang tidak terjangkau.

Sekolah negeri dan swasta telah diperintahkan untuk tutup hingga 24 November, dengan pihak berwenang juga memberlakukan tiga hari libur di Lahore dan Multan untuk mengurangi polusi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya