Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump/Reuters
Kelompok milisi Palestina Hamas mendesak Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menggunakan pengaruhnya agar Israel menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza.
Anggota biro politik Hamas, Bassem Naim, menyatakan pihaknya siap menyepakati gencatan senjata dengan Israel jika kedua belah pihak bersedia mematuhi ketentuan tersebut.
"Kami menyerukan pemerintahan AS di bawah Trump agar menekan Israel," kata Naim kepada
AFP, dikutip Sabtu 16 November 2024.
Naim menegaskan bahwa Hamas selalu mendukung proposal gencatan senjata yang dimediasi oleh pihak ketiga, terutama jika mencakup penghentian permanen permusuhan serta penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Selain gencatan senjata, Hamas juga mendesak kesepakatan mengenai pertukaran sandera serta perluasan akses bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina. Tuntutan ini selalu diajukan Hamas sejak konflik berkepanjangan dengan Israel di Jalur Gaza.
Namun, tuntutan ini seringkali berbenturan dengan kepentingan Israel yang ingin mempertahankan keberadaannya di wilayah tersebut.
Konflik antara Israel dan Hamas telah menyebabkan lebih dari 43.700 warga Palestina tewas, dengan mayoritas anak-anak dan warga sipil.
Human Rights Watch (HRW) baru-baru ini merilis laporan yang mengungkap bukti-bukti dugaan kejahatan perang oleh Israel di Gaza, termasuk pemindahan paksa serta tindakan yang disebut sebagai pembersihan etnis terhadap warga Palestina.