Foto pelaku bom bunuh diri di depan MA Brasil, Francisco Wanderley Luiz/Net
Identitas pelaku bom bunuh diri di luar gedung Mahkamah Agung Brasil berhasil diungkap oleh pihak kepolisian setempat pada Kamis, 14 November 2024 waktu setempat.
Hakim Mahkamah Agung Brasil Alexandre de Moraes mengatakan pria yang meledakkan diri tersebut adalah mantan kandidat dewan kota dari partai sayap kanan mantan Presiden Jair Bolsonaro, bernama Francisco Wanderley Luiz.
"Pria berusia 59 tahun itu dilaporkan melemparkan bom di parkiran gedung MA, lalu berbaring di tanah dan meledakkan bom rakitan bersama dengan tubuhnya," ungkap Moraes, seperti dimuat
Reuters.Hakim Moraes menduga Luiz kemungkinan melakukan bom bunuh diri secara sukarela, tetapi serangan itu mungkin dipengaruhi oleh retorika yang menghasut dari pemerintahan Bolsonaro.
Data pemilu Brasil menyebut tersangka kalah dalam pemilihan dewan kota tahun 2020 di Rio do Sul, di negara bagian selatan Santa Catarina, sebagai anggota Partai Liberal sayap kanan Bolsonaro.
Serangan di depan MA Brasil merupakan yang terburuk, sejak pendukung Bolsonaro mengacak-acak gedung itu dalam kerusuhan akibat pemilu tahun lalu.
Sejak ledakan itu terjadi pada Rabu malam, 13 November 2024, Bolsonaro tampak menghindari publik dan membantah keterlibatannya dalam aksi bom bunuh diri tersebut.
Menurutnya apa yang dilakukan pelaku disebabkan oleh gangguan kejiwaan.
Polisi menemukan lebih banyak bahan peledak di sebuah rumah yang disewa Luiz di Brasilia, yang diledakkan dengan robot penjinak bom. Ponselnya kemudian ditemukan di sebuah trailer yang diparkir.
Penyelidik memeriksa jasadnya pada Kamis pagi, 14 November 2024 mengenakan jaket dan celana hijau dengan simbol-simbol yang mirip dengan setumpuk kartu, saat dibaringkan di Plaza of the Three Powers, sebuah alun-alun ikonik yang menghubungkan tiga cabang pemerintahan Brasil.
Itu adalah tempat terjadinya kekacauan pada 8 Januari tahun lalu ketika para pendukung Bolsonaro merusak gedung-gedung pemerintah untuk memprotes kekalahannya dalam pemilihan umum terhadap Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva.